Wisata Mistis Leuweung Sancang, Misteri Kayu Kaboa hingga Instagramable

Wisata Mistis Leuweung Sancang, Misteri Kayu Kaboa hingga Instagramable
Hutan Leuweung Sancang
0 Komentar

TEMPAT wisata cagar alam Leuweung Sancang di Garut Selatan wajib dikunjungi saat ini sebagai therapy alam dan instagramable.

Ayo! Siapa yang berani ke sana, dalam artian jangan sendirian, tapi rombongan, dan bahkan menginap di rumah penduduk tempat wisata cagar alam.

Leuweung Sancang sebagai tempat wisata cagar alam masih menyisakan cerita misteri. Bekas petilasan Prabu Siliwangi bersama pasukannya itu masih angker buat pendatang baru.

Baca Juga:FPI, GNPF Ulama dan PA 212 Gelar Aksi di Kedubes IndiaAda Aktor Intelektual, Ini Alasan MUI Ungkap Tumbuh Subur Khilafatul Muslimin di Indonesia

Konon kabarnya selain sering ada penampakan harimau di waktu malam, juga sangat terkenal ampuhnya atau khasiat kayu Kaboa.

Menurut cerita orang dulu, misteri kayu Kaboa itu kalau dibakar saja sedikit, maka akan datang harimau jejadian.

Percaya atau tidak tapi itu menurut legendanya dahulu demikian. Masih misterius, fakta atau mitos.

Namun, hingga kini belum ada orang yang berani coba-coba membakar kayu Kaboa, mungkin karena takut kejadian setelah mendengar legenda tersebut.

Sekitar tahun 1984, ketika Gubernur Jawa Barat, H Aang Kunaefi, waktu itu, tidak berani ditantang oleh seorang wartawan untuk membakar ujung tongkat kayu Kaboa.

Kebetulan waktu itu, rombongan wartawan bertemu dengan Gubernur Jawa Barat di tengah hutan Sancang bersama rombongannya. Saat itu, ia tengah memegang tongkat dari kayu Kaboa duduk di samping kiri sopirnya.

H Aang Kunaefi hanya tertawa saja ketika mendengar tantang wartawan tersebut tanpa berani menerima tantangannya.

Baca Juga:Sri Mulyani Ungkapkan Kekesalan pada Gubernur hingga Bupati, APBD Habis Untuk Bayar Gaji PNSTarif Jalan Tol Kini Tampil Di Google Maps

Mungkin pikirnya buat apa harus menerima tantangan itu, karena ia jauh-jauh membawa tongkat dari Leuweung Sancang, tapi malah jadi rusak.

Suasana malam di pinggir Leuweung Sancang, tempat kehidupan penduduk setempat, memang cukup mengasyikan. Diterangi oleh lampu 5 watt dari mesin tenaga diesel.

Tapi setelah larut malam, sekitar pukul 23.00, rumah-rumah penduduk mulai gelap. Karena penerangan dari mesin diesel itu padam setelah tengah malam.

Kalaupun ada orang yang masih mau ngobrol terpaksa dalam keadaan gelap gulita, karena lupa tidak membawa lilin.

Esoknya, barulah acara menggiring Banteng baru dilakukan di tengah belantara Leuweung Sancang. Karena banteng-banteng yang sengaja ditebar di sana, selalu turun ke perkebunan atau merusak tanaman singkong warga.

0 Komentar