Waspadalah Terhadap Kekacauan di Timur Tengah

Waspadalah Terhadap Kekacauan di Timur Tengah
@marwanbishara
0 Komentar

Hari ini, seperti dulu, kemarahan dan keputusasaan mengendap di setiap sudut jalan. Pada pergantian dekade ini, seperti pada pergantian sebelumnya, kawasan ini menghadapi krisis ekonomi global. Sekali lagi, negara-negara Timur Tengah menderita tidak hanya karena ketidakmampuan, penindasan, dan korupsi rezim mereka, tetapi juga karena kebijakan luar negeri AS yang bodoh dan ceroboh, yang mendukung otokrat dan memicu ketidakstabilan, tulis Marwan Bishara.

Namun sekarang, tidak seperti saat itu, wilayah tersebut sengsara karena bukan hanya satu tetapi dua dekade konflik: perang saudara, perang proksi, dan perang kekaisaran yang telah membuat Suriah, Libia, Yaman, dan Irak hancur berkeping-keping.

Memang, kemurungan 2010 hampir tidak sebanding dengan depresi dan kemarahan pada 2020. Jika ketegangan di udara terasa jelas pada 2010, ketegangan sekarang setajam pisau.

Baca Juga:Cek Pembahasan Perpres, ASN PPPK akan Datangi IstanaWawancara dengan Ahli Mikrobiologi, Anji Dilaporkan ke Polisi

Campuran korupsi politik, kelumpuhan geopolitik, dan depresi ekonomi telah membuka jalan bagi kebrutalan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Jika pada 2010 “proses perdamaian” Israel-Palestina menemui jalan buntu, hari ini itu sudah mati, titik. Pendudukan militer telah semakin dalam, dan ketegangan meningkat di tengah aneksasi Israel terhadap sepertiga wilayah Palestina yang diduduki.

Rezim Iran tetap bombastis, tetapi ketegangan dengan tetangganya hanya meningkat setelah campur tangan militernya dalam perang sipil di Suriah dan Yaman, perang yang telah menghancurkan sebagian besar kedua negara, yang menyebabkan kematian dan perpindahan jutaan orang.

Selama empat tahun terakhir, pemerintahan Trump telah memicu ketegangan di Teluk dan Timur Dekat karena telah mendukung kebijakan ekspansionis Israel, dan menjauh dari kesepakatan nuklir Iran sambil menjatuhkan sanksi keras pada negara dan mitra dagangnya, yang membuat bangkrut dan membuat marah rezim Iran.

Kekerasan kedua belah pihak bisa meningkat menjadi konflik terbuka, terutama jika Trump terpilih kembali pada November mendatang. Kita hanya bisa membayangkan kematian dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh perang kekaisaran melawan kekuatan regional, lanjut Marwan Bishara.

Hal yang sama berlaku untuk intervensi Rusia yang merusak dan campur tangan Eropa yang kontraproduktif dalam urusan regional.

0 Komentar