Wakil Menteri Pertahanan Angkat Bicara Soal Pembelian Pesawat Tempur Bekas

Wakil Menteri Pertahanan Angkat Bicara Soal Pembelian Pesawat Tempur Bekas
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) M. Herindra, (Dok. Kemenhan)
0 Komentar

CALON presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengkritik anggaran Kementerian Pertahanan. Ia menyinggung terkait anggaran Rp 700 triliun yang ia sebut untuk membeli alat-alat alutsista bekas.

Hal itu disampaikan Anies saat memaparkan visi misinya pada Debat Ketiga Pilpres 2024, di panggung debat Istora Senayan, GBK, Jakarta, Minggu (7/1).

Pernyataan Anies pun menjadi sorotan belakangan ini. Topik ini menjadi hangat terutama karena disinggung dalam debat calon presiden (capres) belum lama ini.

Baca Juga:Berikut Rancangan Jadwal Jika Terjadi Pilpres Putaran KeduaBerikut Profil 15 Hakim Mahkamah Internasional dalam Sidang Dugaan Genosida oleh Israel di Gaza

Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra menjelaskan, pihaknya fokus melihat adanya kekosongan pada alat perang. Sehingga, kata dia, perlu pengadaan secara cepat.

“Sehingga kalau kita mau beli yang baru tidak secepat itu dan tidak semudah itu,” katanya dalam acara Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional yang disiarkan YouTube Media Center Indonesia Maju, Jumat (12/1).

Dia mengatakan, kalaupun ada uang belum tentu bisa dibeli. Ia pun mengibaratkan, jika membangun sebuah rumah dan atapnya bolong maka atap itu harus segera ditutup. Sementara, jika membeli yang baru maka akan butuh waktu yang lama.

“Sementara yang ada tersedia, bukan bekas, tapi masih layak digunakan dan siap dipakai, makanya itulah yang segera kita taruh di situ,” katanya.

Ia pun mengatakan, pihaknya telah membeli 42 unit pesawat tempur baru Rafale. Dia bilang, belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia pengadaan alat baru sebanyak 42 unit.

“Belum pernah ada sejarah selama republik ini berdiri pengadaan alat perang baru 42 unit,” katanya.

Itu saja, kata dia, baru siap (ready combat) baru 7 tahun yang akan datang. Dia mengatakan, sambil menunggu pesawat-pesawat itu jadi, maka kekosongan itu harus diisi.

Baca Juga:Bawa Bukti Genosida, Afsel Gugat Israel di Mahkamah InternasionalUsai Kena OTT, Bupati Labuhanbatu Tiba di Gedung Merah Putih, 93 Pegawai KPK Diduga Terlibat Praktik Pungli Selama 3 Tahun Capai Rp4 Miliar

“Bayangkan begitu lama, tapi kalau kita dalam rangka menunggu yang baru itu, kekosongan yang masih lowong itu diisilah. Dan ini bukan masalah bekas dan baru yang kita pilih kemarin, yang dibicarakan itu, ini karena memang alat perang pesawat itu masih layak pakai atau tidak. Itu pengganti untuk sambil menunggu alat perang yang kita rencanakan,” terangnya. (*)

0 Komentar