Volodymyr Zelensky Ajukan RUU Perpanjangan Darurat Militer di Ukraina

Volodymyr Zelensky Ajukan RUU Perpanjangan Darurat Militer di Ukraina
Warga Ukraina berlindung dari serangan Rusia. (Wikimedia Commons/VOA/Yan Boechat)
0 Komentar

INTENSITAS serangan Rusia di sejumlah wilayah Ukraina belum berhenti, membuat jumlah korban tewas, luka-luka dan mereka yang mengungsi keluar dari negara itu terus bertambah dari hari ke hari, di tengah pemboman oleh militer Moskow.

Rusia pada Senin mengizinkan konvoi pertama melarikan diri dari Mariupol yang terkepung, rumah bagi krisis kemanusiaan terburuk dalam konflik tersebut.

“Dalam dua jam pertama, 160 mobil tersisa. Kota ini terus dibom tapi jalan ini tidak dibom,” kata Andrei Rempel, perwakilan dewan kota Mariupol kepada Reuters seperti dikutip 15 Maret.

Baca Juga:Dunia Soroti Lombok Tengah, Sirkuit Mandalika untuk Balapan hingga Pantai Seger buat Para Pecandu Adrenalin SurfingGenerasi Burung Garuda, Telur Elang Jawa Menetas di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Tetapi, pihak berwenang setempat mengatakan sebanyak 2.500 warga sipil telah tewas sejauh ini, jumlah korban yang tidak dapat dikonfirmasi secara independen. Adapun Rusia mengatakan tidak menargetkan warga sipil.

Namun Kyrylo Tymoshenko, ajudan senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kemudian mengatakan bahwa Rusia sekali lagi memblokir konvoi bantuan kemanusiaan yang mencoba mencapai kota dengan persediaan.

Mendapatkan jalan yang aman untuk bantuan mencapai Mariupol dan warga sipil untuk keluar, telah menjadi tuntutan utama Kyiv di beberapa putaran pembicaraan damai. Semua upaya sebelumnya pada gencatan senjata lokal di daerah itu telah gagal.

Dampak serangan Rusia di Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Terpisah, sedikitnya sembilan orang tewas dan sembilan lainnya cedera dalam serangan udara di sebuah menara televisi di wilayah Rivne utara Ukraina pada Senin, kata Gubernur Vitaliy Koval.

“Masih ada orang di bawah reruntuhan,” katanya dalam sebuah unggahan di dunia maya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan seorang wanita hamil yang difoto sedang dievakuasi karena terluka dari sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol yang dibom oleh Rusia pekan lalu, telah meninggal bersama dengan bayinya. Reuters tidak dapat memverifikasi ini

Baca Juga:Peneliti Ini Ungkap Bagaimana Teleskop Luar Angkasa James Webb Menengok Masa Lalu Melalui BintangLuhut Sebut Pemerintah Bakal Perluas Visa on Arrival di Jakarta dan Surabaya

Meskipun video menunjukkan setidaknya dua wanita hamil dibawa keluar dari reruntuhan, Rusia mengatakan rumah sakit itu tidak digunakan pada saat itu dan telah diduduki oleh pejuang Ukraina.

Rekaman video drone yang dirilis oleh pasukan Ukraina di Mariupol menunjukkan tanah kosong yang sepi dari gedung-gedung yang dibom, banyak yang terbakar, dengan asap membubung ke langit.

0 Komentar