Usai Pemilu 2024 Harga Beras Melonjak, Premium Tembus Rp 15.960 Per Kilogram, Luar Jawa Sudah Rp 17-an Ribu

Usai Pemilu 2024 Harga Beras Melonjak, Premium Tembus Rp 15.960 Per Kilogram, Luar Jawa Sudah Rp 17-an Ribu
Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Beras Premium Tembus Rp 23 Ribu per Kilogram
0 Komentar

HARGA beras kian melonjak setelah Pemilu 2024. Laman Panel Harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan tren harga beras terus naik. Hari ini, Sabtu, 17 Februari 2024, pukul 13.42 WIB, harga rata-rata nasional beras premium di tingkat pedagang eceran mencapai Rp 15.960 per kilogram.

Angka tersebut jauh dari harga eceran tertinggi atau HET beras premium untuk wilayah Jawa, Sumatera Selatan, dan Lampung, yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 13.900 per kilogram. Harga beras tertinggi ada di Papua Tengah mencapai Rp 25.210 per kilogram. Sementara harga rata-rata di DKI Jakarta Rp 15.980 per kilogram, Jawa Barat Rp 16.400 per kilogram, Jawa Tengah Rp 16.240 per kilogram, Jawa Timur Rp 15.480 per kilogram, dan Banten Rp 16.100 per kilogram.

Di wilayah Indonesia timur, harganya jauh lebih tinggi. Di Maluku Utara, harga beras premium menyentuh angka Rp 17.240 per kilogram. Sementara di Sumatera Barat yang merupakan salah satu sentra beras, harganya mencapai Rp 17.270 per kilogram.

Baca Juga:Gubernur New York Kathy Hochul Minya Maaf Atas Pernyataan Israel Punya Alasan Hancurkan GazaMahfud MD Klarifikasi Kabar Beredar Sebut Tidak Kompak dengan Ganjar Usai Pencoblosan

Tidak hanya melesat, beberapa hari terakhir, beras premium juga langka di sejumlah pasar retail modern. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan kelangkaan beras di pasar ritel modern disebabkan tingginya harga gabah dan beras saat ini.

Berdasarkan catatan Bulog, harga rata-rata gabah di sentra produksi saat ini mencapai Rp 8.000 per kilogram. Bayu menjelaskan tingginya harga gabah otomatis membuat harga beras melonjak, sehingga pengusaha tak bisa menjual sesuai ketentuan HET.

Menurut Bayu, kondisi ini merupakan imbas dari cuaca ekstrem El Nino. Indonesia telah mengalami defisit produksi beras selama delapan bulan berturut-turut. Walhasil, pasokan beras di pasaran menipis.

Bulog kemudian menyalurkan cadangan beras pemerintah atau CBP untuk meredam kenaikan harga beras saat ini. Melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Bulog menurut Bayu, mendistribusikan beras kualitas medium ke pasar retail dan pasar induk beras seharga Rp 10.900 per kilogram. Selanjutnya, Bulog juga akan melanjutkan penyaluran bantuan sosial atau bansos beras 10 kilogram kepada 22 juta keluarga penerima manfaat. (*)

0 Komentar