UKRAINA menegaskan tidak terlibat dalam serangan penembakan yang mengakibatkan korban jiwa di sebuah balai konser di wilayah Moskow, Rusia.
Asisten Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menegaskan bahwa Ukraina tidak terlibat dalam insiden tersebut. “Ukraina tentu saja tidak terlibat dalam penembakan/ledakan di Balai Kota Crocus (Wilayah Moskow, Rusia). Itu sama sekali tidak masuk akal,” kata Podolyak dalam sebuah pernyataan.
Podolyak menyoroti bahwa Ukraina dan Moskow telah berperang selama lebih dari dua tahun dan bahwa konflik mereka akan diselesaikan melalui pertempuran di medan perang, bukan dengan serangan teroris.
Baca Juga:Luhut: Ruang Udara Kepri-Natuna Dulu Dikendalikan Singapura, Kini Sepenuhnya Jadi Flight Information Region IndonesiaKemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Serangan Kelompok Bersenjata di Crocus City Hall Moskow
Dia juga menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah menggunakan taktik teroris. Peringatan tentang potensi insiden tersebut telah diterima oleh pemerintah Ukraina jauh sebelumnya.
Dia memperingatkan bahwa insiden di Moskow akan digunakan untuk meningkatkan propaganda militer, mobilisasi, dan eskalasi perang, serta untuk membenarkan serangan terhadap penduduk sipil Ukraina.
Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR) menyatakan bahwa penembakan tersebut adalah provokasi yang direncanakan dan disengaja oleh badan khusus Rusia atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menegaskan bahwa tujuan dari serangan tersebut adalah untuk membenarkan serangan lebih lanjut terhadap Ukraina dan untuk memobilisasi masyarakat Rusia.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Ukraina menolak tuduhan bahwa Kiev terlibat dalam insiden di Krasnogorsk. Mereka menyebut tuduhan tersebut sebagai upaya Kremlin untuk memicu histeria anti-Ukraina dan mendiskreditkan negara mereka di mata komunitas internasional.
Berita menyebutkan bahwa sejumlah pria bersenjata menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya dalam serangan di Balai Kota Crocus dekat Moskow. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengancam bahwa pejabat Ukraina akan menjadi target jika terbukti terlibat dalam serangan tersebut. (*)