Tujuan Moscow Tetap Lanjutkan Operasi Militer hingga ‘Akhir’, Pastikan Ukraina Tidak Gabung NATO

Tujuan Moscow Tetap Lanjutkan Operasi Militer hingga 'Akhir', Pastikan Ukraina Tidak Gabung NATO
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov
0 Komentar

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Kamis (3/3/2022), dia yakin beberapa pemimpin negara lain sedang mempersiapkan perang melawan Rusia. Namun ia menegaskan, bahwa Moskow akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai “akhir”.

Lavrov juga mengatakan Rusia tidak memikirkan perang nuklir.

Operasi militer Rusia melawan Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan bahwa Kiev tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah, seminggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, Lavrov juga menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seorang etnis Yahudi, namun memimpin “sebuah masyarakat di mana Nazisme berkembang”.

Baca Juga:Kapal Banglar Samriddhi Berbendera Bangladesh Diserang di Pelabuhan Olvia Ukraina, 1 Awak TewasDokumen Rahasia Rusia, Isinya Rencana Perang selama 15 Hari di Ukraina

Dia mengaku, tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia.

Tapi dia mengatakan, dialog Rusia dengan Barat harus didasarkan pada rasa saling menghormati. Lavrov menuduh NATO berusaha mempertahankan supremasi, sementara Rusia memiliki banyak niat baik.

Moskow tidak akan membiarkan Ukraina menjaga infrastruktur yang mengancam Rusia, katanya.

Moskow juga tidak bisa mentolerir, apa yang disebutnya sebagai ancaman militer dari Ukraina.

“Pemikiran tentang nuklir terus berputar di kepala politisi Barat, tetapi tidak di kepala Rusia,” katanya.

“Saya meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang.”

Rusia tidak merasa terisolasi secara politik, dan pertanyaan tentang bagaimana kehidupan Ukraina harus ditentukan oleh rakyatnya, katanya.

Baca Juga:Peran TNI-Polri Sangat Vital di Masa Pandemi Covid-19, Golkar: Kesuksesan Capai 99 PersenJokowi Minta Perubahan Status dari Pandemi ke Endemi Tidak Dilakukan Tergesa-gesa

Pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia menyerang wilayah sipil tetapi Lavrov mengatakan pasukan Rusia memiliki perintah ketat untuk menggunakan senjata presisi tinggi untuk menghancurkan infrastruktur militer.

Lavrov mengatakan, pasukan Rusia menyerang sasaran militer di Ukraina tetapi menambahkan bahwa istilah “kerusakan tambahan” yang terjadi, telah dilakukan sejak kampanye Barat menyerang Irak dan Libya.

Lavrov mengatakan, Rusia memiliki informasi bahwa Amerika Serikat (AS) khawatir tentang prospek kehilangan kendali atas apa yang dia sebut sebagai laboratorium kimia dan biologi di Ukraina. Dia menuduh Inggris membangun pangkalan militer di sana. (*)

0 Komentar