Tuding Jaringan Berita Berbasis di Qatar Ini Sebagai Penghasut, Benjamin Netanyahu Tutup Al Jazeera di Israel

Seorang karyawan Al Jazeera terlihat di kantor saluran tersebut di Yerusalem pada 31 Juli 2017 (AHMAD GHARABLI
Seorang karyawan Al Jazeera terlihat di kantor saluran tersebut di Yerusalem pada 31 Juli 2017 (AHMAD GHARABLI)
0 Komentar

ISRAEL telah memerintahkan penutupan Al Jazeera di negaranya, sebuah tindakan yang oleh jaringan berita yang berbasis di Qatar tersebut sebagai tindakan kriminal.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah postingan di X, bahwa pemerintahan yang dipimpinnya dengan suara bulat memutuskan saluran penghasut Al Jazeera akan ditutup di Israel.

Juru Bicara PM Israel untuk hubungan dengan dunia Arab Ofir Gendelman mengatakan pada Minggu (5/5/2024), bahwa keputusan tersebut akan segera dilaksanakan.

Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT

Dalam sebuah postingan di X, Gendelman mengatakan bahwa peralatan penyiaran jaringan tersebut akan disita, dan koresponden saluran tersebut akan dilarang bekerja. Saluran Al Jazeera akan dihapus dari perusahaan televisi kabel dan satelit Israel. Kemudian situs web Al Jazeera akan diblokir di Internet negara zionis itu. 

Dilaporkan, penyedia saluran kabel Israel berhenti menyiarkan jaringan Al Jazeera pada Minggu sore.

Gendelman mengutip perkataan Netanyahu bahwa, wartawan Al Jazeera merugikan keamanan Israel dan menghasut tentara IDF. “Ini saatnya untuk mengusir corong Hamas dari negara kita,” ujarnya.

Video yang diperoleh CNN menunjukkan, polisi Israel didampingi agen Badan Keamanan Israel memasuki kantor penyiaran Al Jazeera di Yerusalem pada hari Minggu.

Al Jazeera mengutuk keputusan kabinet Israel sebagai tindakan kriminal, yang melanggar hak asasi manusia untuk mengakses informasi.

“Penindasan Israel terhadap kebebasan pers untuk menutupi kejahatannya dengan membunuh dan menangkap jurnalis tidak menghalangi kami untuk melaksanakan tugas kami. Lebih dari 140 jurnalis Palestina telah menjadi martir demi kebenaran sejak awal perang di Gaza,” tulis jaringan berita tersebut.

Beberapa jurnalis jaringan tersebut yang bekerja di Gaza telah terluka atau terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

Baca Juga:Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah PribadiAnggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian Kepala

Al Jazeera juga membantah tuduhan palsu Israel mengenai pelanggaran terhadap kerangka profesional yang mengatur pekerjaan media, dan meminta media dan organisasi hak asasi manusia untuk mengutuk serangan berulang-ulang yang dilakukan pemerintah Israel terhadap insan pers dan jurnalis.

Langkah ini dilakukan sebulan setelah Netanyahu bersumpah untuk menutup saluran televisi di negara tersebut menyusul disahkannya undang -undang yang memungkinkan pemerintah untuk melarang jaringan asing yang dianggap menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

0 Komentar