Tren yang Sudah Lama, 3 Pemicu Penembakan Massal di Amerika Serikat

Tren yang Sudah Lama, 3 Pemicu Penembakan Massal di Amerika Serikat
Polisi Berjaga di Lokasi Penembakan di Tennessee Amerika Serikat
0 Komentar

Mereka juga menemukan bahwa suhu 10 derajat Celsius lebih tinggi dari suhu rata-rata dikaitkan dengan 33,8 persen tingkat penembakan yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, kata Hemenway, bukan hanya suhu hangat ketika musim panas, tetapi ketika cuaca hangat.

“Di musim dingin, ada lebih banyak penembakan pada hari-hari yang tidak sepanas musim panas, tetapi hangat untuk musim dingin.”

Baca Juga:Vladimir Putin Ingatkan Amerika Serikat, Rusia Akan Serang Target Baru Jika Barat Pasok Rudal Jarak Jauh ke UkrainaLegislator: Tinjau Ulang Kenaikan Tarif Wisata Candi Borobudur, Kondisi Perekenomian Rakyat Berupaya Pulih

Makalah lainnya baru-baru ini yang dipimpin oleh Leah Schinasi dari Universitas Drexel dan diterbitkan dalam Journal of Urban Health pada 2017, mengamati tingkat kejahatan di Philadelphia.

“Saya tinggal di Philadelphia, dan saya ingat pernah bersepeda pulang kerja pada hari yang sangat panas dan melihat betapa rewelnya semua orang,” katanya kepada AFP.

“Saya tertarik melihat apakah pengamatan ini artinya tingkat kejahatan lebih tinggi pada hari-hari yang panas.”

Dia dan Ghassan Hamra yang menjadi rekan penulis akhirnya mendapati tingkat kejahatan lebih sering terjadi pada bulan-bulan hangat–Mei hingga September –dan tertinggi pada hari-hari terpanas.

Ketika suhu mencapai 21 derajat Celsius selama periode waktu itu, tingkat harian kejahatan dengan kekerasan 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan suhu harian rata-rata 6 derajat Celsius pada pertengahan bulan-bulan tersebut.

Kebalikannya paling mencolok pada hari-hari dengan suhu rendah selama Oktober hingga April.

Tingginya kepemilikan senjata

Hemenway meyakini kedua hipotesis utama tentang masalah ini–bahwa lebih banyak orang berada di luar membuka lebih banyak kemungkinan untuk interaksi bermusuhan, dan panas itu sendiri membuat orang lebih agresif–bisa jadi benar.

Baca Juga:Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750 ribu, Begini Penjelasan Ganjar PranowoMamalia Laut Misterius Ini Beratnya 1,5 Ton Gading Panjang Menonjol dari Hidung,

Studi yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional pada 2019 melibatkan penempatan mahasiswa di Kenya dan California di ruangan panas atau dingin untuk mengukur dampaknya pada sejumlah kategori perilaku.

Dari situ ditemukan bahwa “panas secara signifikan memengaruhi kemauan individu untuk menghancurkan aset peserta lain” dalam bentuk kartu hadiah dan voucher.

Namun, Hemenway mengakui bahwa untuk masalah kekerasan senjata ada pendorong yang jauh lebih besar daripada suhu, yaitu tingginya tingkat kepemilikan senjata itu sendiri.

Fakta bahwa ada sekitar 393 juta senjata yang beredar di Amerika Serikat pada 2020, lebih banyak dari populasi “Negeri Paman Sam”. Selain itu, banyak negara bagian yang dalam beberapa tahun terakhir lebih melonggarkan daripada memperketat penggunaan senjata api.

0 Komentar