Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata ‘Slepet’ hingga Istilah Hilirisasi Digital

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata 'Slepet' hingga Istilah Hilirisasi Digital
Ketiga Cawapres 2024 Indonesia. (Foto: Istimewa)
0 Komentar

Moderator: Harap tenang kita lanjutkan. Selanjutnya kami persilakan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3, Bapak Mahfud MD, untuk naik ke atas panggung dan menyampaikan visi, misi, dan program kerja. Pak Mahfud waktu Bapak 4 menit. Kami akan mulai ketika Bapak mulai berbicara.

Mahfud MD: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mari kita bersujud semuanya saudara-saudara, seluruh Indonesia, kepada ibu kita dalam rangka mengucapkan Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2023 ini. Dan sesudah ini, kita lanjutkan pengabdian kita kepada Ibu Pertiwi. Ada yang bertanya kepada kami, mungkin tidak Anda menargetkan mendapat pertumbuhan ekonomi 7% di dalam satu tahun? Karena di dalam sejarah reformasi, tidak pernah sampai tumbuh sebanyak 7%. Dulu hanya itu dicapai pada tahun 1989-1991 di era Orde Baru. Lalu, pertanyaan itu saya sampaikan kepada beberapa orang ahli, lalu mereka mengatakan hanya karena kebodohan kita, kita ini tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7% karena kita ini kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat. Masalahnya apa? Masalahnya banyak korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, yaitu di sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor, dan investasi jadi. Dengan demikian, karena banyak korupsi dan itu memang betul terjadi. Coba lihat, berdasarkan hasil sigi transparansi internasional, korupsi terjadi di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif secara besar-besaran.

Korupsi juga terjadi di tiga matra alam kita. Ini kita menginjak bumi, ada korupsi di tanah dan pertambangan. Kita ke laut, ada korupsi di masalah kelautan. Kita melihat udara, pesawat terbang kita, ternyata di udara juga banyak korupsi. Akibatnya apa? Rakyat miskin. Saya ketemu dengan seorang bernama Teddy dan Joni di Padang, seorang atau dua orang pegawai angkutan perusahaan truk, menyatakan tidak pernah bisa mendapat subsidi minyak yang disediakan negara karena tidak pernah sampai, dikorupsi. Saya juga ketemu dengan seorang Sriwulan, anak kecil di Parongpong, Bandung Barat. Dia mengajak saya main layang-layang. Katanya, “Bapak, saya ingin terbang seperti layang-layang, meraih cita, tapi saya tidak dapat.” Kemudian, saya ingat Pulau saya, Madura. Di Madura itu kayanya dengan gas alam, tetapi sampai sekarang tidak pernah dioptimalkan untuk dimanfaatkan. Maka, kuncinya adalah bagaimana kita memberantas korupsi. Lalu, ada yang tanya kepada saya, “Bapak kalau bapak jadi Wakil Presiden, orang takut ditangkap”. Saya panggil para ekonom dan para pelaku usaha, “Apa betul Anda takut kepada saya?”

0 Komentar