Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata ‘Slepet’ hingga Istilah Hilirisasi Digital

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata 'Slepet' hingga Istilah Hilirisasi Digital
Ketiga Cawapres 2024 Indonesia. (Foto: Istimewa)
0 Komentar

Moderator: Masih ada waktu.

Moderator: Terima kasih, saatnya menanggapi Pak Mahfud. Waktu Anda 1 menit dimulai dari Anda menyampaikannya.

Mahfud: Mas Gibran, saya sangat tertarik tentang IKN, dan itu bagus. Harus kita laksanakan sebagai warisan dari Pak Jokowi. Tapi, tadi saya tergelitik anggaran untuk IKN itu hanya 20% dari APBN dan sisanya dari investor. Sejauh yang kita baca, sampai sekarang belum ada satu pun investor yang masuk ke sana. Coba kalau ada, sebutkan. Kalau ada, sebutkan. Misalnya, dua atau satu gitu investor mana yang sudah masuk ke sana. Yang saya dengar justru ada ratusan ribu hektar tanah sudah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha tertentu sekarang ini. Nah, saya setuju ke depannya itu agar mengundang investor. IKN harus diteruskan, tetapi pendanaannya harus sesuai dengan tujuan semula bahwa itu sebenarnya mengundang investor. Tapi, sekarang ini yang sudah jadi itu semuanya dari APBN, sehingga memang diperlukan langkah-langkah perbaikan agar warisan baik ke Presiden Jokowi ini bisa kita lanjutkan. Terima kasih. Selesai.

Moderator: Baik, terima kita masih. Kita masih lanjut. Mohon, selanjutnya kita memberikan kesempatan kepada Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1, Bapak Muhaimin Iskandar, memberikan tanggapan. Waktu Anda 1 menit.

Baca Juga:Caleg Gemar Pasang Baliho Miskin Gagasan, Kemana Milenial?Lawatan di Cirebon Bertemu dengan Para Gus dan Ning, Gibran ‘Fun Futsal Sarungan Bareng Samsul’

Muhaimin: Jadi, saya setuju bahwa yang paling penting bukan soal infrastruktur dulu atau SDM dulu. Yang paling penting dari ini adalah kemampuan membaca skala prioritas. Seluruh proyek-proyek besar yang ambisius ini, IKN sebagai salah satu contoh saja, itu kalau hanya mengandalkan APBN hampir 500 triliun. Padahal, satu persen saja dari 400 sekian triliun itu untuk bangun jalan seluruh Kalimantan, beres. Membangun seluruh kota-kota di Kalimantan, beres. Dan yang paling penting infrastruktur yang untuk SDM, 3% saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan. Itu contoh kemampuan mengambil skala prioritas. Oleh karena itu, skala prioritas itu penting.

Moderator: Sekarang kita berikan kesempatan kepada, kita berikan kesempatan kepada Pak Gibran untuk menanggapi atas tanggapan yang sudah disampaikan silahkan

Gibran: Baik, saya izin menanggapi Gus Muhaimin. Saya ingat Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana ini? Enggak konsisten. Dulu dukung, sekarang enggak dukung karena menjadi wakilnya Pak Anies, yang mengusung tema perubahan. Sekali lagi, Gus. Mohon maaf, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia, sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia. Dan untuk menanggapi Prof Mahfud. Prof, mungkin nanti setelah pulang dari debat bisa di-Google, sudah banyak yang masuk. Hanya pada Agung Sedayu dan nanti akan tambah lagi. Mungkin setelah Pilpres, karena mereka pasti akan potensi melihat stabilitas politik di Indonesia. Terima kasih.

0 Komentar