Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata ‘Slepet’ hingga Istilah Hilirisasi Digital

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Kata 'Slepet' hingga Istilah Hilirisasi Digital
Ketiga Cawapres 2024 Indonesia. (Foto: Istimewa)
0 Komentar

Muhaimin: Memang, apa yang disampaikan Pak Gibran, selain kita bantu permodalan dan kapasitas untuk produksi yang meyakinkan para investor masuk, ada prasyarat-prasyarat mutlak yang disiapkan pemerintah, sekaligus menanggapi Pak Mahfud, kita punya Undang-Undang Omnibus Law, kita punya sistem baru yang lebih efektif dan ramah terhadap investasi, tetapi sekali lagi pemerintah terlampau lambat dalam mengimplementasikan itu semua, sehingga harus kita slepet, supaya lebih cepat lagi menyediakan sarana dan prasarana bagi percepatan izin. Berbelit-belitnya izin saya setuju, menjadi penyebab utama trust itu hilang. Nah, kita harus membenahi pada wilayah pemerintahan kita yang harus memberikan satu sarana infrastruktur yang memadai. Saya setuju logistik menjadi salah satu kunci penting, logistik yang menyambungkan antara kebutuhan murahnya atau barang [terpotong moderator].

Moderator: Selanjutnya kita akan beralih ke pertanyaan untuk Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Bapak Gibran Rakabuming Raka, untuk itu kami persilakan panelis, Ibu Hendri Saparini, untuk mengambil subtema. Silakan ibu dan silahkan diperlihatkan kepada calon wakil presiden dan juga ke moderator. “Keuangan, Paka, dan Tata Kelola APBN-APBD”. Moderator: Untuk selanjutnya Pak Hyronimus Rowa untuk mengambil undian, untuk mengetahui huruf apa yang akan muncul. B, ya, baik terima kasih.

Moderator: Kita akan ambil dan buka amplop pertanyaan sesuai dengan undian dan silakan amplopnya masih tersegel. Kami ingatkan kembali, mohon disimak baik-baik karena kami hanya akan membacakan pertanyaan satu kali pertanyaan untuk Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Bapak Gibran Rakabuming Raka, untuk subtema “Keuangan, Pajak, Pengelolaan APBN dan APBD”. Hanya sepertiga APBN yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, padahal janji kerja program paslon memerlukan biaya tinggi. Pertanyaannya, mana yang menjadi pilihan prioritas anggaran, pembangunan infrastruktur fisik atau pembangunan kualitas SDM dan ekonomi rakyat? Waktu Bapak untuk menjawab 2 menit. Kita mulai ketika Bapak mulai berbicara.

Baca Juga:Caleg Gemar Pasang Baliho Miskin Gagasan, Kemana Milenial?Lawatan di Cirebon Bertemu dengan Para Gus dan Ning, Gibran ‘Fun Futsal Sarungan Bareng Samsul’

Gibran: Baik, terima kasih. Tidak semuanya harus menggunakan APBN. Contoh IKN. Banyak yang gagal paham, tidak 100% pembangunan itu menggunakan APBN. Yang digunakan hanya 20%, sisanya adalah investasi dari swasta dan investasi dari luar negeri. Ini banyak yang gagal paham. Lalu, kita mengacu ke pertanyaan infrastruktur fisik atau SDM. Dua-duanya penting dan dua-duanya harus dijalankan secara paralel karena sekali lagi untuk menuju Indonesia emas dibutuhkan generasi emas. Kita butuh future talent yang menguasai future. Untuk itu, di tingkat SMK, misalnya kita perlu alat-alat yang ada di SMK itu bisa memenuhi kebutuhan zaman, kebutuhan industri, sehingga ketika anak SMK lulus mereka benar-benar bisa siap kerja, siap menerima tantangan kerja. Lalu untuk fisik, tidak selalu harus dari APBN sekali lagi. Bisa kolaborasi, misalnya dengan swasta, dengan CSR. Jadi, tidak semuanya harus dibebani oleh APBN, lalu apa PR kita ke depan ? PR kita ke depan harus bisa menambah penerimaan negara. Untuk itu, kami dari paslon 2 akan membentuk lembaga badan penerimaan negara yang dikomandoi langsung oleh Presiden, sehingga nanti ketika berkoordinasi dengan kementerian-kementerian ini bisa lebih luwes, dan sekali lagi kita ingin menaikkan rasio pajak, sehingga penerimaan negara nanti bisa kita gunakan untuk pendidikan, untuk kesehatan, dan lain-lain. Terima kasih.

0 Komentar