Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Gagasan Slepetnomics hingga Singkatan SGEI

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024, Dari Gagasan Slepetnomics hingga Singkatan SGEI
Ketiga Cawapres 2024 Indonesia. (Foto: Istimewa)
0 Komentar

Moderator 2: “Kita dengarkan pertanyaan dari Cawapres Nomor Urut 3 kepada Cawapres Nomor Urut 2. Sama role-nya seperti tadi Pak Mahfud, waktu Anda, kami persilakan 1 menit.”

Mahfud: “Baik, terima kasih moderator. Anda mengingatkan agar kembali ke tema debat karena tadi pertanyaannya itu Carbon Capture, itu nanti debat keempat tanggal 21 Januari. Tapi, saya tahu, itu kan untuk menghindari tidak adanya regulasi sekarang ini, agar tidak lagi terjadi penggundulan karena food estate, seperti yang terjadi. Saya sekarang mau bertanya dalam topik debat ini. Di dalam visi dan misi Anda, disebut kalau rasio pajak dinaikkan menjadi 23 persen. Dalam simulasi kami, angka itu hampir tidak masuk akal. Karena pertumbuhan ekonomi bisa 10. Padahal selama ini, pertumbuhan ekonomi 5, 6, gitu. Itu kalau Anda bisa menaikkan rasio pajak sampai segitu, bisa 10 persen. Lalu, bagaimana Anda mau menaikkan pajak? Orang mau, apa namanya, insentif pajak saja orang enggak ngambil. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Moderator 1:

“Silakan Cawapres Nomor Urut 2 untuk menjawab! Waktu Anda 2 menit.”

Gibran: “Prof. Mahfud, yang namanya menaikkan rasio pajak dan menaikkan pajak itu beda. Satu. Gimana caranya menaikkan penerimaan pajak atau menaikkan rasio pajak. Saya tadi sudah bilang di segmen sebelumnya. Kita akan membentuk Badan Penerimaan Pajak, dikomandoi langsung oleh Presiden, sehingga akan mempermudah koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. Jadi, DJP dan Bea Cukai akan dilebur jadi satu, sehingga fokus dalam penerimaan negara saja, tidak akan mengurusi lagi masalah pengeluaran. Lalu, sekali lagi, digitalisasi penting. Saya melihat, di kementerian keuangan juga sudah menyiapkan. Tapi mungkin aplikasinya masih pada tahap testing enrichment. Kita melihat, sudah ada Cortex System yang akan disiapkan. Ini nanti akan mempermudah proses bisnis, mempermudah proses administrasi, memperbaiki pelayanan pajak. Misalnya, sekarang, nanti ketika sistemnya itu keluar, ketika kita akan melaporkan SPT tahunan, kita tidak perlu lagi mengisi dan menghitung, karena sistemnya sudah pre-populated, sehingga tinggal klik, klik, klik. Tinggal konfirmasi, selesai. Mempermudah. Lalu, untuk masalah pertumbuhan ekonomi, Pak, tadi saya bicara masalah hilirisasi, bicara masalah investasi. Sekali lagi, Pak, tadi saya baru bicara masalah nikel. Kita belum bicara masalah tembaga, bauksit, timah, bioetanol, bioavtur, biodiesel. Woh, kita kalau serius ya, Pak, ya, kita benar-benar bisa menjadi raja energi dunia, Pak. Tapi kita harus serius, dan harus fokus, dan ada harus ada keberlanjutan, dan penyempurnaan. Matur nuwun, Prof. Mahfud.”

0 Komentar