Tips Disiplinkan Anak Tanpa Kekerasan

Tips Disiplinkan Anak Tanpa Kekerasan
Ilustrasi
0 Komentar

MEMUKUL adalah salah satu topik parenting yang paling banyak diperdebatkan. Bagi banyak orang tua, memukul bisa menjadi cara tercepat dan paling efektif untuk mengubah perilaku anak. 

Namun menurut American Academy of Pediatrics (AAP) memukul memang dapat mengubah seorang anak dengan cepat, tetapi dampaknya tidak bertahan lama. 

Kekerasan terhadap anak tidak hanya sebatas memukul. Ada bentuk kekerasan lain yang mungkin tidak Bunda sadari, yaitu kekerasan emosional atau verbal.

Baca Juga:Upaya Rusia Legalkan Kebijakan KriptoMengintip Hotel Unik yang Dibangun di Atas Jembatan dan Gerbong Kereta, Tawarkan Keindahan Taman Nasional Kruger

Beberapa tindakan kekerasan emosional yang sering tidak disadari diantaranya memanggil anak dengan nama yang tidak seharusnya, berteriak, menghina, mengabaikan, dan membiarkan anak menyaksikan argumen orang tuanya.  

Selain tidak efektif, kekerasan juga sangat berpotensi merusak kesehatan fisik dan mental anak dalam jangka panjang. 

Jika Bunda tak ingin hal ini terhadi pada Si kecil, berikut tips untuk mendisiplinkan balita tanpa kekerasan, dilansir dari Healthy Children, Kamis (10/3/2022). 

  • Balita  mulai mengenali apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak. Dia mungkin akan menguji beberapa aturan untuk melihat bagaimana Bunda bereaksi. Perhatikan dan pujilah perilaku yang Bunda sukai/positif dan abaikan perilaku yang ingin dihindari. Arahkan ulang ke aktivitas yang berbeda bila diperlukan.
  • Tantrum bisa menjadi lebih umum saat anak berjuang untuk menguasai keterampilan dan situasi baru. Antisipasi pemicu tantrum, seperti lelah atau lapar, dan bantu untuk mencegahnya dengan tidur siang dan makan yang tepat waktu. Jelaskan bahwa terkadang merasa marah boleh saja, tetapi tidak untuk menyakiti seseorang atau memukul, menggigit, dan menggunakan perilaku agresif lainnya. Ajari anak cara menghadapi perasaan marah dengan cara yang positif, seperti membicarakannya. Bunda juga dapat memberi contoh dengan menangani konflik dengan pasangan dengan cara yang konstruktif.
  • Tetap konsisten dalam menegakkan batasan. Cobalah time-out singkat jika diperlukan.
  • Biarkan anak membuat pilihan di antara alternatif yang dapat diterima, mengarahkan dan menetapkan batas yang masuk akal.
  • Akui konflik antara saudara kandung tetapi hindari memihak. Misalnya, jika ada pertengkaran tentang mainan, mainan itu bisa disingkirkan. Jangan memberikannya kepada salah satu.
0 Komentar