Tim Dokter RS Sanglah Bali Tulis Laporan Kejadian Langka Penis Patah ke Jurnal Medis Internasional

Tim Dokter RS Sanglah Bali Tulis Laporan Kejadian Langka Penis Patah ke Jurnal Medis Internasional
0 Komentar

PERISTIWA mengerikan terjadi kepada seorang pria 44 tahun yang mengalami penis patah saat bercinta dengan posisi pasanganya berada diatas (woman on top).

Laporan ini juga ditulis oleh Para tim dokter urologi dari RS Sanglah Bali dan RS Dr. Soetomo Surabaya dalam jurnal internasional.

Pria yang tak disebutkan namanya itu, awalnya datang ke ruang UGD (Unit Gawat Darurat) dengan penis membengkak sejak 3 jam sebelumnya. Pembengkakan itu terjadi setelah pasien melakukan intercourse (berhubungan intim) dengan gaya pasanganya duduk di atasnya.

Baca Juga:Tokoh Perempuan Cirebon: Anak Muda Berpotensi Maju di Pilkada 2024Hujan Guyur Cirebon, Sejumlah Rumah Warga Terendam, Ketinggian Air Capai 90 Cm

Dilaporkan ada suara ‘crack’ diikuti pembengkakan di bagian penis. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri hebat diikuti dengan hilangnya ereksi seketika itu juga.

Darah, tiba-tiba keluar dari ujung penis, sementara pasien tidak punya riwayat penyakit degeneratif seperi hipertensi, diabetes melitus atau sejenisya. 

Hasil pemeriksaan, pembengkakan itu merupakan indikasi perdarahan dibawah kulit atau dalam bahasa medis disebut ekimosis. 

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya kerusakan sepanjang 3 cm pada kedua corpus covernosum, bagian penis yang banyak dialiri darah saat ereksi terjadi. Kerusakan yang melibatkan kedua bagian corpus covernosum sekaligus disebut langka karena hanya ditemukan pada 5-14 persen kasus.

Dalam laporannya di International Journal of Surgery Case Reports, tim dokter menyebut posisi tertentu saat bercinta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penis patah.

Dan salah satu gaya bercinta yang punya resiko terjadinya masalah tersebut adalah posisi wanita berada diatas atau woman on top,  dan cukup populer juga dengan sebutan cowgirl.

“Sebuah penelitian menyebut patah penis biasanya terjadi ketika wanita berada pada posisi superior. Ini terjadi ketika seluruh berat badan mendarat di penis yang ereksi atau ketika penis yang ereksi menabrak perineum (area antara dubur dengan vagina) wanita,” tulis dalam laporan tersebut.

Baca Juga:Pengurus AAI Kota Cirebon Dilantik, Peran Arsip Bagi Pemerintah Sangat PentingButuh 1 Jam Lebih Pemadaman, Kebakaran Hebat Hanguskan Rumah dan Pondok Pesantren di Palimanan

Kasus ini bisa dibilang sangat langka bahkan hanya sekian persen dari seluruh dunia, meski begitu, bagi yang sudah resmi menikah diharapkan untuk selalu hati-hati saat melakukan hubungan intim. (*)

0 Komentar