Terungkap Zionis Israel Sengaja Sembunyikan Kondisi Perang Sesungguhnya

Pakar militer dan strategi, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menilai, pejuang Palestina masih mampu mengendal
Pakar militer dan strategi, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menilai, pejuang Palestina masih mampu mengendalikan dan mengatur pertempuran di Jalur Gaza. Para pejuang mampu memperlihatkan kekuatan dalam menghadapi tentara Israel melalui operasi-operasi khusus. (Foto. Aljazeera Arabic)
0 Komentar

Data menunjukkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan jumlah yang mengkhawatirkan pada mereka yang menerima layanan psikologis.

Sampai-sampai para pejabat dari divisi sumber daya manusia militer menyatakan bahwa “masalah psikologis” telah menjadi jalan keluar yang nyaman bagi warga untuk menghindari dinas militer.

Perlu dicatat bahwa di antara gangguan-gangguan yang diderita para tentara Israel adalah kesepian dan keterasingan, keterpisahan paksa dengan sanak keluarga, kurang makan, minum dan tidur, dan tekanan yang luar biasa akibat ketidakmampuan mereka untuk memprediksi taktik-taktik gerilya, yang menyulitkan mereka untuk mengantisipasi waktu dan tempat penyerangan atau penyergapan berikutnya.

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Mereka juga menjadi terbebani oleh tekanan-tekanan tempur lainnya, sampai-sampai pertahanan psikologis mereka menjadi lemah, dan kemudian terjadi gangguan psikologis, bersamaan dengan insomnia, penarikan diri, kebingungan, paranoid, ketidakpercayaan, perasaan teraniaya, dan eskalasi masalah-masalah sosial dan psikologis yang meningkat secara eksponensial.

Sementara perang Gaza telah membebankan biaya yang besar kepada Israel dalam hal korban jiwa dan cedera fisik, gangguan psikologis telah menyebabkan ribuan tentara mencari pengobatan. Karena stres pasca-trauma, orang-orang mulai hidup dalam keadaan terisolasi secara psikologis, dengan fenomena tangisan yang menyebar di antara para tentara.

Banyak yang menggunakan jenis kekerasan yang paling parah untuk melampiaskan tekanan yang membuat mereka tertekan. (*)

 

0 Komentar