Terungkap Alasan SoftBank Mundur dari Ibu Kota Negara

Terungkap Alasan SoftBank Mundur dari Ibu Kota Negara
CEO SoftBank Group Masayoshi Son.(asia.nikkei.com)
0 Komentar

SOFTBANK memutuskan mundur investasi proyek pembangunan Ibu Kota Baru (IKN) Indonesia di Kalimantan Timur. Ternyata alasannya bukan karena politik.

Representative Director & Chairman of Softbank Ken Miyauchi mengungkapkan alasan SoftBank mundur dari IKN karena faktor return on investment (ROI) bukan karena faktor politik.

ROI merupakan alat ukur keuangan yang menunjukkan besarnya persentase profit yang bisa diperoleh dari investasi yang dilakukan. Sederhananya rasio ini untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan.

Baca Juga:Ibrahim Kalin: Kasus Rusia Harus Didengar, Kami Tidak Bisa Perang Dingin LagiSoal Pawang Hujan yang Viral di Mandalika, PKS: Geli Aja, Kita Sudah di Abad Modern

Ken Moyauchi menambahkan pihak akan tetap mendukung proyek perkembangan startup di Indonesia dan dana investasi sebelumnya yang direncanakan untuk UKN akan dialihkan ke proyek investasi lain di provinsi Indonesia.

“Return on Investment adalah alasan utama kami mundur dari proyek itu, dari sisi waktu dan besar kecilnya pengembalian investasi itu sendiri,” ujar Ken Miyauchi, Senin (21/3/2022).

Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga angkat bicara mengenai batalnya Softbank berinvestasi pada proyek pembangunan Ibu Kota Baru (IKN) Nusantara di Kalimantan.

“Kemarin banyak orang bilang softbank batal gitu. Kalau mengatakan mereka impression of interest semua orang juga (bilang tertarik),” ujarnya dalam CNBC Economic Outlook, Selasa (22/3/2022).

Menurutnya, bahkan dalam pertemuan yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama pemimpin dunia lainnya, banyak juga yang menyatakan ketertarikannya masuk ke proyek IKN.

‘Kalau Presiden ketemu sama banyak pimpinan negara pada bilang we want to support,” kata dia.

Lanjutnya, ketertarikan tersebut tidak hanya disampaikan ke Presiden tetapi juga kepada dirinya sebagai bendahara negara. Artinya, ia menilai bahwa sangat wajar investor mengatakan ketertarikan ke proyek mana saja termasuk IKN namun bukan berarti setelah itu langsung jadi dan masuk ke dalam proyek.

Baca Juga:Polri Telusuri Informasi Mafia Pangan di Balik Kelangkaan MigorDigugat Cerai Suharso Monoarfa, Nurhayati Effendi Datangi Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Sebab, untuk investor masuk ke dalam sebuah proyek harus dilakukan dengan negosiasi bisnis yang panjang. Tidak ada yang cepat.

“Saya aja sebagai Menkeu di berbagai kesempatan banyak yang menanyakan bagaimana IKN. Is there opportunity untuk mereka, ini bukan sesuatu yang instan,” pungkasnya. (*)

0 Komentar