Tekad Sociopreneur Muda Caleg DPR RI dari PAN Hapus Miskin Ekstrim dengan Wirausaha

Tekad Sociopreneur Muda Caleg DPR RI dari PAN Hapus Miskin Ekstrim dengan Wirausaha
0 Komentar

“Pelaku usaha, agar fokus menciptakan lapangan kerja sehingga masyarakat miskin ekstrem bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan,” sambut Teten saat pembukaan program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Bidang KUMKM di Klaten, Jawa Tengah, Selasa. 20 Juni 2023.

Dengan fokus terhadap pelaku usaha di lokus penyasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, Teten berharap akan ada efek domino kepada masyarakat miskin ekstrem.

“Kita perlu mengidentifikasi sektor usaha di desa, yang bisa ditumbuhkembangkan, dan discalling up, sehingga lapangan kerja bisa jadi lebih besar, dan menyerap lapangan kerja,” ujarnya.

Baca Juga:Heru Subagia Caleg Storyteller, Kyai Badrudin Hambali Punya Alasan Dukung Caleg PAN Pro GanjarGang of Four-Geng Sembilan, Misteri Group Pengusaha Penguasa Bisnis di Indonesia

Teten menambahkan, penghapusan kemiskinan ekstrem pada sektor Koperasi dan UMKM, memiliki tantangan tersendiri karena jumlahnya yang tersebar. Dirinya mendorong adanya sinergi dari lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah hingga perbankan untuk mendukung program prioritas ini.

Satu frekuensi dengan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, sosialisasi program lampu Listrik Mandiri Rakyat (Limar) Lumbung Indonesia, yang ekonomis dapat meningkatkan kesejahteraan para warga.

“Lampu 1 watt nyala 10 watt tidak perlu menggunakan listrik dan 10 tahun kekuatannya. Kegiatan program lampu limar juga dapat mendukung pemerintah dalam hal ini, KemenKopUKM. Sebagai cara meningkatkan pendapatan keluarga miskin ekstrem dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Liena.

Program ini sudah  dilakukan selama 15 tahun, imbuhnya, bersama tokoh ulama dan tokoh masyarakat secara sosial. Salah satunya, almarhum Syekh Ali Jaber dan Ibu Sri Suparni Bahlil, istri Menteri Investasi dan BKPM Republik Indonesia.

Lebih lanjut, Liena menceritakan program tersebut juga telah diluncurkan Pemprov Jawa Barat sejak 2018 untuk mendorong perekonomian santri. Sepuluh pesantren ini memiliki produk yang siap dipasarkan, antara lain Pesantren Nurul Huda, Ciamis (susu kambing etawa), Pesantren Al Ittifaq, Ciwidey (sayur dan buah), serta Pesantren Al Umanaa, kab Sukabumi (lele asap balado). Pesantren ini diberikan pelatihan atau bimbingan teknis serta pendampingan bisnis.

Diketahui United Nations tahun 1996, miskin ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses pada layanan sosial.

0 Komentar