Tarung Pilpres 2024

Tarung Pilpres 2024
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) dan tujuh Ketum Parpol bejalan bersama di Istana Kepresidenan, Rabu (15/5/2022). (Youtube/Sekretariat Presiden)
0 Komentar

“Kita bekerja keras menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tidak usah grasa-grusu. Kalau ada yang mempengaruhi, sampaikan nanti dulu. Setuju?” kata Jokowi saat acara silaturahmi Tim 7 Relawan Jokowi di Ancol, Jakarta, Sabtu (11/6/2022).

Jokowi menuturkan, ia pasti akan mengajak relawan bersikap untuk mendukung salah satu calon presiden di masa depan. Namun, ia mengajak para relawan untuk fokus mendengar suara akar rumput atau suara rakyat. Ia menuturkan, para relawanlah yang bertugas untuk mendengar suara-suara Pemilu 2024.

“Nanti kalau momentumnya sudah tepat, saya akan ajak bicara lagi. Kita ketemu lagi. Saya akan bertanya kepada bapak ibu saudara semuanya. Siapa?” kata Jokowi.

Baca Juga:Strategi Belanda Taklukkan Islam dengan Pemberian Gelar HajiNew York Times Ungkap Aktivitas Rahasia CIA di Ukraina

“Saya akan bertanya siapa? Sehingga itu nanti menjadi keputusan bersama, bukan keputusan saya, tapi keputusan relawan kita,” tutur Jokowi.

Meski Jokowi berasal dari PDIP, namun ketua umum partai lain seperti Airlangga Hartarto dan Surya Paloh banyak meminta konsultasi kepada Jokowi perihal nama bakal capres 2024. “Saya akui hal itu,” kata Paloh.

Adu kuat pengaruh para king maker dan queen maker di Indonesia menjadi semakin menarik karena sebagian besar dari mereka memilih mencalonkan orang lain. Daripada maju mencalonkan diri sendiri, sebagian dari mereka lebih memilih orang lain untuk maju menjadi bakal capres. Walaupun secara hasil survei dan posisi di partai sangatlah strategis.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, para partai mencalonkan orang dari luar dan memilih menjadi king maker tidak sekadar hanya mengejar coattail effect (efek ekor jas). Namun juga ada faktor kepentingan antarpartai yang telah menyimpan bara sejak lama.

“Seperti Nasdem yang mengusulkan nama Anies Baswedan sebagai kandidat menjadi sinyal bahwa mereka membuka front politik terbuka kepada PDIP. Tidak hanya kepada PDIP, namun juga pemerintah,” kata dosen ilmu politik di UIN Syarif Hidayatullah ini.

Bahkan efek ekor jas yang sedang dilakukan oleh Surya Paloh dengan mendukung Anies tersebut, kata Adi, langsung berbuah kunjungan dari PKS dan Demokrat. Kedua parpol ini adalah oposisi pemerintahan Jokowi, sementara Nasdem adalah partai pendukung pemerintah.

0 Komentar