Tanggal Merah Labor Day, Hari Buruh Internasional Diawali Kerusuhan Haymarket di Chicago

Sejarah May Day dan kaitannya dengan kerusuhan Heymarket (britanica)
Sejarah May Day dan kaitannya dengan kerusuhan Heymarket (britanica)
0 Komentar

MASYARAKAT dunia termasuk Indonesia akan merayakan May Day atau Hari Buruh Internasional pada Rabu, 1 Mei 2024. May Day merupakan peringatan tahunan yang diselenggarakan di sebagian besar negara di dunia.

Tema May Day 2024 sendiri, jika merujuk laman International Labour Organization (ILO) belum ada tema resmi hingga saat ini. Jika merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, tema Hari Buruh akan dirilis mendekati peringatan Hari Buruh Internasional yakni 1 Mei.

May Day dirayakan dengan sebutan berbeda di Amerika Serikat dan Kanada. Di 2 negara tersebut, May Day dikenal dengan Labor Day (Hari Buruh) yang diperingati setiap hari Senin pertama bulan September saban tahun.

Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi

Kendati demikian, sebagian besar negara lain di dunia seperti Indonesia, memperingati May Day tanggal 1 Mei.

Apa yang dimaksud dengan Hari Buruh Internasional? Seperti disebutkan di atas, Hari Buruh dikenal dengan sebutan May Day yang dirayakan setiap tanggal 1 Mei.

Di beberapa negara, termasuk di Indonesia, Hari Buruh ini ditetapkan sebagai hari libur tahunan.

Perayaan May Day sendiri berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Berikut penjelasan tentang sejarah May Day atau Hari Buruh Internasional.

Peringatan Hari Buruh Internasional tidak dapat dilepaskan dari terjadinya beberapa peristiwa, salah satunya kerusuhan Haymarket di Chicago pada 1886 silam.

Dua tahun sebelum kerusuhan tersebut pada Oktober 1884, Federasi Serikat Buruh dan Perdagangan Terorganisir Amerika Serikat dan Kanada memutuskan 1 Mei 1886 sebagai hari pertama buruh akan bekerja selama 8 jam per hari.

Buruh Amerika Serikat sebelumnya sering dipaksa bekerja hingga 16 jam dengan kondisi yang kurang ideal. Oleh sebab itu, menyebabkan adanya keresahan bagi para buruh. Puncaknya, pada waktu 1 Mei 1886, sebanyak 300.000 hingga 500.000 AS melakukan pemogokan kerja di beberapa kota besar seperti Chicago.

Baca Juga:Anggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian KepalaAnalisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan Contraflow

Sekitar 40.000 orang melakukan protes dan pemogokan di Chicago. Awalnya, aksi pemogokan sebagian berjalan baik tanpa kekerasan.

Namun jelang hari akhir kerja, para pekerja yang mogok di Chicago berusaha menghadapi kekacauan di McCormick Harvesting Machine Company. Para polisi bereaksi dengan menembaki para peserta aksi, sehingga 2 orang tewas.

0 Komentar