Tak Butuh Waktu Lama Pecat Gibran, Kenapa Mbak Mega Jadi Bimbang Berhadapan dengan Putra Jokowi?

Tak Butuh Waktu Lama Pecat Gibran, Kenapa Mbak Mega Jadi Bimbang Berhadapan dengan Putra Jokowi?
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tersenyum lebar saat berjalan digandeng Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang, Senin (30/1). Foto Humas Pemkot Solo
0 Komentar

PDI Perjuangan dinilai masih bimbang dalam menyikapi manuver politik kadernya yang kini menjabat Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.

Karena kegamangan itu, hingga kini PDI-P belum memecat Gibran, meski putra pertama Presiden Joko Widodo tersebut telah dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.

“Sepertinya PDI-P masih sedang dalam kondisi cemas, sehingga masih agak ragu untuk mengambil keputusan,” kata pengamat politik dan intelijen, Bondhan W, Selasa (24/10).

Baca Juga:China Tangkap Mata-mata Amerika Serikat, Pria Bermarga HouSegabon Sebut Intelijen Asing Coba Intervensi Pilpres

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri seringkali mengingatkan jajarannya untuk tak melakukan manuver politik. Katanya, kader yang bermanuver bakal dipecat.

Merujuk gerak cepat partai banteng dalam memecat sejumlah kader yang dianggap membelot seperti Budiman Sudjatmiko, kata Bondhan, seharusnya, tak butuh waktu lama buat PDI-P mendepak Gibran.

Namun, Bondhan menduga, Megawati masih ragu memecat Gibran karena hal itu akan berdampak pada hubungan baik dengan keluarga besar Jokowi, sosok yang turut melambungkan nama partai banteng.

“Sikap tegas PDI-P terhadap Gibran dan Jokowi berpotensi berimbas langsung pada positioning dukungan politik PDI-P pada pemerintahan Jokowi,” ujarnya.

Jika konsisten pada aturan dan konstitusi partai, lanjut Bondhan, PDI-P tidak perlu menunggu surat pengunduran diri dari Gibran yang jelas-jelas tidak loyal terhadap sikap dan keputusan partai.

Bahkan, mengingat manuver Gibran mungkin melibatkan cawe-cawe Jokowi, terbuka pula peluang buat PDI-P untuk mengevaluasi status Jokowi sebagai kader.

Menurutnya, salah satu langkah paling ekstrem yang bisa diambil Megawati sebagai bentuk protes ialah mencabut dukungan politik dari pemerintahan Jokowi dan melepaskan semua jabatan posisi menteri di kabinet Jokowi.

Baca Juga:Tiongkok Sebut Tindakan AS Dukung Filipina di Wilayah Terumbu Karang Laut China Selatan, ProvokasiBMKG Prediksi 10 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan Akhir Oktober

“Namun sebaliknya, jika PDI-P ternyata bersikap lunak pada langkah politik Gibran dan Jokowi, maka PDI-P bisa dituding tebang pilih, gamang atau tidak siap untuk berhadap-hadapan dengan kekuasaan yang saat ini masih dikendalikan oleh tangan Jokowi,” katanya.

“Artinya, saat ini PDI-P tampaknya masih mencoba untuk menakar secara matang sikap dan keputusan politik yang terukur seperti apa yang akan dikeluarkan untuk menyikapi ‘mbalelo’-nya keluarga Jokowi” pungkas Bondhan. (*)

0 Komentar