Surat Pernyataan Zainul Ma’arif: Pertemuan Dengan Presiden Israel Dalam Rangka Kegiatan di Israel-Palestina 

Lima aktivis NU bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Foto: Instagram/Zenmaarif
Lima aktivis NU bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Foto: Instagram/Zenmaarif
0 Komentar

ZAINUL Ma’arif menyatakan permintaan maaf atas pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, hingga menjadi kontroversi di Indonesia. Apa saja isi permintaan maaf itu dan bernarkah ia akhirnya dipecat NU?

Foto 5 nahdliyin bersama Presiden Israel sempat viral dan membikin kontroversi. Pertemuan itu dinilai tidak selaras dengan sikap pemerintah Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Akibatnya, banyak pihak yang mengeluarkan pernyataan sikap. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai organisasi yang menaungi 5 nahdliyin sudah buka suara, termasuk beberapa organisasi masyarakat (ormas) lain seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol

Mereka mengecam tindakan tersebut dan tidak setuju dengan pertemuan 5 nahdliyin bersama Presiden Israel. Sebagai salah satu orang yang menghadiri pertemuan, Zainul Ma’arif menyatakan permintaan maaf baik kepada masyarakat Indonesia maupun warna NU. 

Ia berdalih, pertemuan itu hanya bersifat kegiatan tambahan dalam rangka penelitian lapangan dan dialog lintas iman untuk perdamaian.

“SAYA MEMINTA MAAF kepada masyarakat Indonesia, umat Islam, warga Nahdlatul Ulama’ dan institusi-institusi di mana saya bekerja/berorganisasi atas ketidaknyamaan yang terjadi setelah saya bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, tanggal 3 Juli 2024,” tulis Zainul Ma’arif.

“Pertemuan dengan Presiden Israel itu hanya pertemuan tambahan (tentatif) dari kegiatan inti “PENELITIAN LAPANGAN DAN DIALOG LINTAS IMAN UNTUK PERDAMAIAN”, yang diselenggarakan di Palestina dan Israel, 30 Juni – 5 Juli 2024,” lanjutnya.

Sementara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta akhirnya memberhentikan Zainul Maarif sebagai anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBM NU) DKI Jakarta.

Selain Zainul Maarif, PWNU DKI Jakarta juga turut membuat sikap yang sama kepada Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh. Mereka dinilai terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM).

“Jadi empat orang ini diberhentikan dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta. Saya kira itu saya menyampaikan hasil rapat antara jajaran syuriyah dan Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta,” ucap Samsul Ma’arif, Ketua PWNU DKI Jakarta.

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Berikut adalah isi lengkap permintaan maaf Zainul Ma’arif terkait pertemuan dengan Presiden Israel yang disampaikan pada tanggal 19 Juli 2024:

0 Komentar