Sri Mulyani: LPDP Lakukan Kajian dengan Hati-hati Mengingat Penerapannya di Amerika Serikat Timbulkan Masalah Berkepanjangan

Sri Mulyani: LPDP Lakukan Kajian dengan Hati-hati Mengingat Penerapannya di Amerika Serikat Timbulkan Masalah Berkepanjangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan alumni beasiswa LPDP adalah aset negara. Hingga tahun 2021, LPDP telah menyekolahkan lebih dari 22.000 mahasiswa ke berbagai Universitas baik di dalam maupun luar negeri. 44 persen diantaranya bersekolah universitas-universitas terbaik dunia (3/11/2021). (Sumber: Kementerian Keuangan)
0 Komentar

MENTERI Keuangan Sri Mulyani mengatakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tengah membahas kemungkinan memberikan student loan atau pinjaman ke mahasiswa untuk berkuliah.

Hal tersebut dia sampaikan untuk menanggapi heboh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang membayar uang kuliah menggunakan pinjaman online.

“Dewan pengawas LPDP sedang meminta LPDP untuk kemungkinan mengembangkan yang disebut student loan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (30/1).

Baca Juga:Pasukan Khusus Israel Menyamar Sebagai Warga Sipil ke Rumah Sakit Jenin, 3 Orang TewasKPK Optimis Praperadilan Eddy Hiariej Ditolak Hakim

Sri Mulyani mengatakan sejauh ini LPDP sudah berkomunikasi dengan pihak perbankan tentang kemungkinan tersebut. Namun, kata dia, LPDP akan melakukan kajian ini dengan sangat hati-hati mengingat penerapannya di Amerika Serikat justru menimbulkan masalah yang berkepanjangan.

“Kita juga waspada di negara maju seperti Amerika itu sudah dilakukan dan menimbulkan masalah jangka panjang,” kata dia.

Dia mengatakan nantinya LPDP akan merumuskan hasil kajian mereka terkait kemungkinan pengadaan student loan ini. Dia tak ingin keberadaan student loan ini justru akan memberatkan mahasiswa.

“LPDP nanti akan merumuskan bagaimana keterjangkauan pinjaman itu sehingga tidak memberatkan student tapi tetap mencegah terjadinya moral hazard dan tetep memberikan afirmasi terutama pada kelompok tidak mampu,” kata dia.

Sebelumnya, di dunia maya heboh netizen di X (dahulu twitter) mempermasalahkan penggunaan layanan Danacita untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di ITB. Banyak yang mengeluhkan biaya layanan platform yang tinggi.

“Kami segenap civitas akademik ITB mengucapkan “SELAMAT MEMBAYAR CICILAN BESERTA BUNGANYA”,” tulis akun @itbmenfess pada Kamis, (25/1).

Atas hal ini, OJK menegaskan bahwa Danacita merupakan Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) yang telah memperoleh izin (legal) dari OJK tanggal 2 Agustus 2021 dan memiliki bisnis utama memberikan layanan pembiayaan pendidikan.

Baca Juga:Jessica Shintia Meninggal Dunia Usai Pembacokan di Koperasi Arjawinangun CirebonDewan Pers: Para Jurnalis Tetap Profesional Mengawal Informasi dan Pemberitaan Seputar Pemilu 2024

“Menurut keterangannya Danacita telah melakukan kerja sama dengan ITB dalam rangka penyediaan fasilitas pendanaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa ITB,” sebagaimana tertulis di keterangan resmi OJK.

Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka memberikan pilihan jalan keluar bagi mahasiswa yang kesulitan melakukan pembayaran UKT. Pinjaman baru diberikan jika terdapat pengajuan dari mahasiswa yang bersangkutan dan telah melalui proses analisis kelayakan oleh Danacita.

0 Komentar