Sosok Pengubah Permainan dan ‘Gibran The Next President’, Tokoh Masyarakat Solo: Diksi Judul Buku Kurang Etis

Penulis buku ‘Gibran The Next President’ Ahmad Bahar bersama tokoh masyarakat Solo, Muh Al Amin, Jumat (14/6)
Penulis buku ‘Gibran The Next President’ Ahmad Bahar bersama tokoh masyarakat Solo, Muh Al Amin, Jumat (14/6)
0 Komentar

Michael Nelson dalam tulisannya The Curse of the Vice Presidency menyebut fenomena ini dengan “kutukan Wakil Presiden”. 

Nelson melihat terdapat kecenderungan mereka yang menjabat sebagai Wapres mengalami penurunan pengaruh politik. Ini juga tidak terlepas dari posisi Wapres yang memang lemah secara konstitusional.

Bernard M. Bass dalam bukunya yang berjudul Transformational Leadership membahas peran penting komunikasi, visi, dan keberanian dalam kepemimpinan transformasional, serta bagaimana pemimpin dapat mengembangkan dan memperkuat kualitas-kualitas tersebut. 

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Selain itu, Bass juga mengeksplorasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan inovasi, perubahan organisasi, dan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. 

Berkaca pada Gibran, dengan pemahaman dirinya sebagai generasi muda Gibran tampaknya akan melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan generasi muda Indonesia. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi muda, sehingga butuh pemimpin yang bisa memahami apa yang menjadi keresahan dan kebutuhan anak muda. Dan Gibran tampaknya memahami itu.

Menurut Ahmad Bahar penulis buku Menang Ora Opo-Opo, Kalah Ya Wis. Saat itu Gibran belum menjadi Wali Kota Solo dan Gibran The Next President “Aku bukan anak kecil, Aku bukan anak ingusan, Aku adalah Gibran” terbit sebelum Gibran dilantik Wakil Presiden Indonesia merupakan seorang tokoh yang layak dibicarakan tapi bagian dari peristiwa budaya, bukan peristiwa politik.

Ia berharap, buku itu bisa menjelaskan kepada masyarakat tentang prinsip Gibran yang tidak diketahui masyarakat. Selain itu, dirinya ingin menjelaskan beban pemuda hari ini dalam menerima pesan dari masyarakat.

“Jadi anak muda sekarang kan serba salah. Anak muda seperti Gibran maju jadi Wapres ya salah, gak maju,  ya Kadang ada orang tua yang memaksakan anaknya, padahal anaknya loyo,” pungkas Ahmad Bahar.

Sementara, Muh Al Amin selaku tokoh masyarakat Kota Solo yang juga anggota DPRD  Solo periode 2019-2024 saat ditemui usai acara peluncuran buku Gibran The Next President “Aku bukan anak kecil, Aku bukan anak ingusan, Aku adalah Gibran” di Anak Panah Kopi Bizz Keprabon Solo, Jumat 14 Juni 2024 mengungkapkan terbitnya buku karya Ahmad Bahar ini The Wrong Time.

0 Komentar