Skandal Uji Keselamatan Kendaraan, Kemendag Buka Suara dan Daihatsu Kembali Ekspor

Skandal Uji Keselamatan Kendaraan, Kemendag Buka Suara dan Daihatsu Kembali Ekspor
Presiden Daihatsu Motor Soichiro Okudaira dan eksekutif lainnya membungkuk saat konferensi pers di Tokyo. Foto: AP
0 Komentar

DAIHATSU menghentikan produksinya di Jepang setelah skandal uji keselamatan terbongkar. Anak perusahaan Toyota tersebut mengakui memalsukan data hasil uji keselamatan mobilnya selama lebih dari 30 tahun.

“Kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami,” kata CEO Daihatsu Soichiro Okudaira pada konferensi pers di Tokyo bulan Desember 2023. “Semua kesalahan ada pada manajemen.”

Penutupan ini akan berlangsung hingga akhir Januari 2024, dan diprediksi berdampak pada sekitar 9.000 dan lebih dari 8.000 pemasok. Daihatsu memproduksi sekitar 870.000 kendaraan di Jepang tahun lalu, sebuah rantai pasokan yang bernilai sekitar 2,2 triliun yen (US$15 miliar).

Baca Juga:Imbas Gempa Jepang, Korea Selatan Terpapar Tsunami Rusia Keluarkan PeringatanGempa Berkekuatan Magnitudo 7,5 Guncang Jepang, Diprediksi Tsunami 5 Meter di Pesisir Utara, Kemlu Monitor 1.315 WNI di Ishikawa

Anak perusahaan Toyota tersebut “bergulat” dengan skandal pengujian keselamatan yang memengaruhi 64 model selama lebih dari tiga dekade.

Masalah dengan uji tabrak yang dipalsukan pertama kali terungkap pada bulan April, ketika perusahaan tersebut mengakui telah memanipulasi data pada empat model yang diproduksi di Thailand dan Malaysia dari tahun 2022 hingga tahun ini.

Sejak saat itu, perusahaan tersebut mengakui bahwa masalah serupa telah terjadi di hampir seluruh proses produksinya, dan penyelidikan internal menemukan data palsu yang berasal dari tahun 1989.

Investigasi awal menemukan memperpendek waktu pengembangan kendaraan kemungkinan besar menjadi penyebab utama pemotongan tikungan pada pemeriksaan keselamatan.

Kepala panel investigasi Makoto Kaiami mengatakan, “Ada tekanan yang luar biasa pada karyawan karena perubahan jadwal penjualan karena kegagalan pengujian dianggap sebagai hal yang tidak dapat diterima.”

Daihatsu mengidentifikasi pintu yang sulit dibuka dari luar setelah kecelakaan sebagai masalah keselamatan utama, meskipun belum ada laporan rinci.

64 model tersebut adalah kendaraan yang diproduksi oleh Daihatsu berdasarkan kontrak dengan Toyota, Mazda dan Subaru.

Baca Juga:Jasa Marga Rekayasa Contraflow di Ruas Tol Japek KM 70 hingga KM 36 Arah JakartaSelama 7 Hari Kabupaten Sumedang Ditetapkan Status Tanggap Darurat Gempa

Daihatsu didirikan di Osaka pada tahun 1907 dan diambil alih oleh Toyota pada tahun 1967. Meskipun mobil Jepang terkenal dengan keamanan dan keandalannya, industri ini telah dilanda banyak skandal selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2004, Mitsubishi Motors akhirnya mengakui menutupi cacat pada kendaraannya sejak tahun 1977. Masalah serupa kemudian muncul di anak perusahaannya, Fuso Truck and Bus, yang menjadi salah satu skandal perusahaan terburuk di Jepang.

Nissan, Suzuki, Mazda, Subaru, dan Yamaha Motors semuanya terlibat dalam skandal inspeksi dan perusakan data antara tahun 2017 dan 2018.

0 Komentar