Siapa Sosok Eksil Tragedi 1965, Orang Tua Angkat Bjorka di Warsawa?

Siapa Sosok Eksil Tragedi 1965, Orang Tua Angkat Bjorka di Warsawa?
Ibadah penghiburan atas meninggalnya Batara Ningrat Simatupang (sumber: sbsinews.com)
0 Komentar

Maka, menurut dia, kasus eksil harus menjadi perhatian pemerintahan untuk menuntaskan status politik dengan demi rekonsiliasi, dan kemanusiaan, dengan cara memberi kemudahan pengurusan kewarganegaraan baru. “Kita telah membuang sebuah generasi terdidik akibat kebijakan pemerintah masa lalu. Maka ini harus diselesaikan,” ungkapnya.

Ari mengatakan, Komnas HAM bertekad akan menuntaskan persoalan tragedi 1965 dengan harapan terjadi rekonsiliasi di kemudian hari agar rasa dendam yang dipupuk sekian lama bisa teratasi. Dirinya mengakui masih banyak eksil 65, baik pelaku langsung atau anak cicitnya yang tinggal di berbagai negara, dan kini berstatus warga negara asing.

“Tidak ada angka yang pasti berapa jumlah eksil tragedi 1965 yang masih hidup hingga kini. Namun diperkirakan jumlahnya sekitar 1.500 orang baik dari generasi pertama hingga ke tiga akibat terjadinya proses perkawinan campuran,” katanya.

Baca Juga:Menerka di Balik Nama BjorkaNah Ini Dia, Foto Profil yang Digunakan Bjorka Cover Album Bjork: Utopia

Peta distribusi eksil tragedi 1965 pun menyebar, terbentang dari Rusia hingga negara-negara pecahannya; Bulgaria, Hongaria, Ceko, Slowakia, Rumania, Jerman, Belanda, Prancis, Swedia, Venezuela, Australia, Polandia, Kanada, Cina, Kuba, Korea Utara, Myanmar hingga Vietnam.

Dari catatan Ari, banyak eksil yang sukses di Eropa, seperti Manuaba di Hongaria, kemudian pengembang ilmu pedagogik (anak terbelakang mental) di Swedia, DR Sophian Waluyo. Juga pakar koperasi di Rusia, guru besar ekonomi di Venezuela, pakar pertelevisian di Jerman. Namun ada juga eksil 65 yang hidup terlunta-lunta di Kuba. (*)

0 Komentar