Seperti di Neraka: Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Belasan WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia

Seperti di Neraka: Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Belasan WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia
Buruh migran tidak berdokumen diborgol dalam penggerebekan di Dengkil, luar Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Juni 2021. (Nurphoto/GettyImages)
0 Komentar

KOALISI Buruh Migran Berdaulat (KBMB) melaporkan sebanyak 18 WNI meninggal dunia di Depot Tahanan Imigrasi Tawau, Sabah, Malaysia, sejak Januari 2021 sampai Maret 2022.

Salah satunya diduga mengalami penganiayaan sebelum meninggal dunia, ungkap laporan itu.

Laporan itu juga menyebutkan ada beberapa kasus dugaan “bentuk hukuman tidak manusiawi” dan “penyiksaan” yang dialami deportan WNI di tahanan Imigrasi Tawau, Malaysia.

Baca Juga:Mulai 1 Juli 2022, Pembeli Pertalite Wajib Daftar ke Website MyPertamina, Begini PenjelasannyaPendeta Fernando Tambunan Ditembak Pria Misterius di Deliserdang

Konsulat RI di Tawau mengatakan akan memeriksa kembali penyebab kasus kematian seorang WNI, yang sebelumnya dilaporkan terjadi karena serangan jantung.

Sementara, Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta menyebut, kematian yang terjadi di depot tahanan imigrasi kebanyakan disebabkan Covid dan penyakit serius lainnya.

‘Seperti di neraka’

Dalam laporan berjudul Seperti di Neraka: Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia, tim pencari fakta (TPF) KBMB mewawancarai beberapa deportan asal Indonesia.

Upaya ini dilakukan untuk mengetahui apa terjadi pada Suardi, salah-seorang WNI, yang diduga meninggal akibat dianiaya di tahanan Imigrasi Malaysia di Tawau, Sabah.

Mereka mewawancarai para deportan, salah-satunya adalah saudara kandung mendiang, yang berada di satu blok tahanan dengan Suardi.

Para saksi itu mengatakan Suardi dipukul ramai-ramai oleh petugas Depot Tahanan Imigresen (DTI), di hadapan tahanan lainnya.

Suardi, dengan kondisi tubuhnya yang terluka, kemudian dimasukkan ke dalam sel isolasi, dengan tangan diborgol. Dia kemudian dinyatakan meninggal dunia pada awal Januari 2021.

Baca Juga:Presiden Jokowi: G7 dan G20 Harus Atasi Krisis PanganPresiden Jokowi dan PM Narendra Modi Bahas Penguatan Kerja Sama Pangan

Selain kasus Suardi, hasil penyelidikan KBMB menyimpulkan ada dugaan “bentuk hukuman tidak manusiawi” hingga dugaan “penyiksaan” di sana.

“Berbagai bentuk penghukuman dan perlakuan tidak manusiawi, bahkan penyiksaan terjadi di pusat tahanan imigrasi yang merupakan suatu institusi yang tertutup, institusi yang terisolasi.

“Jarang sekali orang bisa mengakses realitas yang terjadi di dalam, sehingga mereka secara tidak langsung dilindungi oleh ketertutupan itu, tidak banyak orang yang tau,” kata Abu Mufakhir, anggota TPF KBMB melalui sambungan telepon kepada BBC News Indonesia, Minggu (26/6/2022).

Konsul RI di Tawau: ‘Kita akan telusuri lagi…’

Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah, mengatakan, pada Senin (27/6/2022), pihaknya akan mencocokkan data dengan depot tahanan, terkait dugaan penganiayaan yang dialami Suardi sebelum meninggal dunia.

0 Komentar