Seperti diketahui, hutan ini adalah penghasil robusta pada zaman penjajahan Belanda yang membuat para pekerja tinggal di pinggiran hutan hingga sekarang.
Sama seperti unggahan cerita, Alas Gumitir pun menjadi habitat dari para kera yang berkeliaran secara bebas di lokasi.
Tak hanya itu, sebelum memasuki kawasan hutan, pengunjung akan melihat sebuah patung sambutan penari saat memasuki kawan hutan ini.
Baca Juga:Bom Militer Panjang 27 Cm Ditemukan di SorongJawab Tudingan Singapura, Ini Klarifikasi UAS
Patung penari yang dimaksud adalah Tari Gandrung. Tujuan tarian ini adalah bentuk persembahan kepada para penunggu Alas atau hutan untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Sesuai dengan tulisan yang diunggah akun Twitter @SIMPLEM813785, lokasi KKN Desa Penari terdapat rumah warga, balai pertemuan, tapak tilas, serta area pemakaman. Tak jauh dari petilasan Maha Resi Markandeya, terdapat makam para sinden dan penari.
https://twitter.com/SimpleM81378523/status/1143116541480726531?s=20&t=j9rMPppA2ZSu8KNTDt4vSA