Selain Dirty Vote di Pemilu 2024, Masa Tenang Jelang Pemilu 2019 Riuh Sexy Killers

Selain Dirty Vote di Pemilu 2024, Masa Tenang Jelang Pemilu 2019 Riuh Sexy Killers
Sexy Killers. youtube.com
0 Komentar

KARYA rumah produksi Watchdoc besutan Dandhy Dwi Laksono kembali mengguncang Indonesia dengan film dokumenter eksplanatori Dirty Vote yang rilis 11 Februari 2021, tiga hari sebelum Pemilu 2024.

Sebelumnya Dandhy Laksono dan Watchdoc pun membuat minggu tenang menjelang Pemilu 2019, pada 13 April 2019, jadi riuh dengan film dokumenter berjudul Sexy Killers. Film ini mengungkap keberadaan elite politik dan jenderal TNI di balik kepemilikan tambang batu bara serta operasional PLTU di Indonesia. Mengingat batu bara saat ini telah banyak ditinggalkan di banyak negara di dunia karena dampak polusi yang dihasilkannya.

Sexy Killers mengangkat isu penting tentang kerusakan lingkungan yang kerap terabaikan, tetapi melibatkan banyak oligarki. Film dokumenter ini dikerjakan atas dasar kolaborasi dan gotong royong yang menyoroti tidak hanya satu lokasi. Film ini memetakan distribusi batu bara dari hulu hingga hilir yang memberikan dampak kerusakan lingkungan, kerugian material, dan banyak korban jiwa.

Baca Juga:Berikut Penjelasan Penyaluran Bansos Jelang Pemilu 2024 di Film Dirty Vote, Bantuan Sosial yang Dikucurkan Pemerintahan JokowiHoax Prabowo Hanya 2 Tahun Jadi Presiden, Rosan Roeslani Bantah Pertemuan Dirinya dengan Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie

Dimulai dari Kalimantan Timur, Sexy Killers langsung menyorot kamera pada lubang-lubang galian bekas tambang yang kini sudah bersalin rupa menjadi kubangan mirip danau besar tanpa reklamasi. Dampak dari galian ini menewaskan banyak anak yang tenggelam ketika bermain di lubang tambang tanpa ada satu pihak mau bertanggung jawab. Dampak lain datang dari hukuman bagi mereka yang ingin membela hak atas lahan sendiri.

Salah satu sosok pembela lahan tersebut adalah Nyoman Derman, transmigran asal Negara, Bali yang menggarap sejak 1980 di desa Kertabuana, Kalimantan Timur. Namun, protes Nyoman berujung penangkapannya karena mengganggu operasional perusahaan.

Film ini juga menyoroti tongkang pengangkut batu bara yang berlayar menuju Pulau Jawa. Kapal tersebut mendistribusikan pasokan batu bara demi hidupnya turbin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa. Namun, hilir mudiknya tongkang berakibat buruk pada kondisi terumbu karang yang hancur akibat aktivitas kapal. Selain kerusakan lingkungan, produktivitas tanaman menurun, populasi ikan sedikit, dan penyakit infeksi saluran pernapasan hingga kanker juga menjadi dampak kegiatan batu bara.

Menurut journal.bawaslu.go.id, Sexy Killers juga memberikan alternatif tentang pengembangan energi terbarukan yang tidak lagi hanya menjadi mimpi melalui sosok I Gusti Ngurah Agung Putradhyana atau Gung Kayon. Ia melakukan konversi panas sinar matahari menjadi energi listrik.

0 Komentar