Saksi baru Israel menegaskan tank IDF membunuh pemukim pada 7 Oktober

Saksi baru Israel menegaskan tank IDF membunuh pemukim pada 7 Oktober
Tentara Israel berjalan menjelang latihan di pusat pelatihan tentara Tze'elim di gurun Negev selatan, Israel. [Foto oleh MENAHEM KAHANA/AFP via Getty Images]
0 Komentar

“Protokol Hannibal, yang telah kami laksanakan latihannya selama 20 tahun terakhir, menyangkut satu kendaraan dengan sandera di dalamnya. Tahu pagarnya bagian mana, jalan yang dituju, bahkan rute mana yang dilaluinya, ”ujarnya.

“Apa yang kami lihat di sini adalah Hannibal massal. Ada banyak celah di pagar. Ada ribuan orang di berbagai kendaraan, baik dengan atau tanpa sandera,” tambahnya.

Media Israel melaporkan bahwa penilaian keamanan internal menemukan bahwa helikopter Israel yang tiba di lokasi pesta selama operasi 7 Oktober menewaskan sejumlah pengunjung pesta.

Baca Juga:Israel Mengontrol Media Larang Jurnalis Internasional Masuk GazaSandiaga Uno Harap Kedatangan Pengungsi Rohingya Tidak Mencoreng Citra Pariwisata Aceh

Penilaian badan keamanan Israel mengenai kejadian pada tanggal 7 Oktober adalah bahwa pejuang Perlawanan Palestina tidak mengetahui festival Nova di Kibbutz “Re’im” dan baru mengetahuinya setelah pesawat layang mencapai daerah tersebut dan drone mengudara, Haaretz melaporkan pada 19 November.

Surat kabar Israel mengatakan penyelidikan polisi Israel atas insiden tersebut menemukan bahwa Perlawanan Palestina telah merencanakan untuk mencapai Kibbutz “Re’im” dan kibbutze lainnya selama Operasi Banjir Al-Aqsa tetapi menemukan pesta tersebut selama infiltrasi itu sendiri.

Perlu dicatat bahwa laporan media Israel akhir-akhir ini menyatakan bahwa mereka mungkin menghadapi pembatasan dalam pemberitaan, terutama yang berkaitan dengan pertimbangan kabinet Israel selama agresi yang sedang berlangsung di Gaza dan perang dengan Perlawanan Palestina.

Media tersebut menyebutkan bahwa Penasihat “Keamanan Nasional” pendudukan Israel, Tzachi Hanegbi, segera mengirimkan surat kepada Sensor Militer Israel Brigadir Jenderal Kobi Mandelblit, meminta untuk membatasi publikasi berita, terutama yang berkaitan dengan pembahasan kabinet selama perang, karena kerugian besar yang ditimbulkannya. (*)

0 Komentar