Saatnya Bubarkan Orde Reformasi, Kembalikan Ke Jaman Pak Harto Saja

Saatnya Bubarkan Orde Reformasi, Kembalikan Ke Jaman Pak Harto Saja
Heru Subagia
0 Komentar

Sudah menjadi rahasia umum jika untuk menjadi calon legislatif harus berkantong tebal. Dapat membahagiakan pengurus partai dan bagi -bagi duit yang kenceng pada calon pemilihnya. Seorang calon yang dinyatakan menang ,suara tersebut harus mampu mengawasi dan mengawal suaranya secara berjenjang , tidak ada pengawalal suara bisa hilang dan berkurang. Keluar biaya lagi untuk kita pengamanan suara.

Ekonomi kerakyatan digantikan dalam bangunan ekonomi kapitalistik. Dari sisi ekonomi terjadi banyak liberalisasi ekonomi baik menyangkut sektor privat dan sektor publik . Kebijakan ekonomi liberal menjadi opsi baru memberikan ruang luas pelaku ekonomi dari rejim monopoli ke rejim ekonomi liberal / bebas. UU Cipta Kerja yang disahkan Presiden Jokowi tahun 2020 nampaknya pro pengusaha,memanjakan investor dan memperkuat kartel oliqarki .

Kelompok oliqarki yakni para pemodal dana besar dan yang mempunyai akses di pemerintahan semakin berkuasa dan berpengaruh. Inilah simbiosis mutualisme ekonomi dan politik saat ini yang sedang mewabah dan merusak serta mempersempit keadilan dan pemerataan kesejahteraan ekonomi.

Baca Juga:Berikan Arahan ke Peserta Apel Komandan Kesatuan, KSAD Dudung Abdurachman: TNI AD Harus Hadir di Tengah Kesulitan MasyarakatKunjungan JMSI Jabar, Ngatiyana: Kunci Perekonomian Cimahi Bisa Bertahan Ditengah Badai Pandemi

Orde reformasi menciptakan sistem kapitalistik, melahirkan penguasaan ekonomi jatuh pada minor oliqarki yang jumlahnya hanya 2 persen penduduk Indonesia berjumlah hampir 270 juta. Golongan ini berhasil kuasai roda ekonomi nasional sebesar 80 persen.

Reformasi kebudayaan dan pendidikan tidak memberikan kontribusi nyata terbentuknya manusia unggul dan berkepribadian luhur. Pemimpin bangsa ini sedang sakit dan sekarat , mempertontonkan etika moral dan budaya yang sangat buruk.

Pelacuran moral dan intelektual sedang marak terjadi .Kejujuran menjadi barang langka,kebohongan justru mwnjadi barang dagangan. Perilaku Korupsi meraja Lela. Budaya santun bermasalah sudah luntur. Nasionalisme berbudaya Indonesia sudah banyak hilang dan dilupakan dan digantikan dengan nasionalisme dan kebangsaan TiKTOK

Pendidikan tidak melahirkan anak bangsa yang ideologis dan sebaliknya justru memberikan celah hilangnya kepribadian pengabdian berbangsa dan bernegara.

Kemerdekaan kurikulum pendidikan hanya diarahkan kebutuhan biologis pemangku kebijakan terutama disektor produktif secara ekonomi. Dunia pendidikan ditekankan dalam level kebutuhan transaksional dan produksi. Universitas diarahkan untuk menciptakan manusia siap saji ,siap bekerja dan terpenuhi kebutuhan jasmani .

0 Komentar