Runtuhnya Negara yang Paling Demokrasi Saat Demo Mahasiswa Pro-Palestina Ditangkapi di AS

Polisi menangkap ratusan orang dan membongkar tenda mahasiswa demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia
Polisi menangkap ratusan orang dan membongkar tenda mahasiswa demonstran pro-Palestina di Universitas ColumbiaFoto: Marco Postigo Storel/AP Photo/picture allianc
0 Komentar

“Kami bukan negara otoriter yang mengharuskan kami membungkam orang atau membungkam perbedaan pendapat,” kata Biden yang kini menghadapi kritik dari semua sisi spektrum politik terkait demonstrasi tersebut dimuat AFP.

“Tetapi kami juga bukan negara tanpa hukum. Kami adalah masyarakat sipil, dan ketertiban harus ditegakkan,” tambahnya.

Di sisi lain, Partai Republik menuduhnya bersikap lunak terhadap apa yang mereka katakan sebagai sentimen anti-Semit di antara para pengunjuk rasa. Sementara Biden sendiri telah menghadapi tentangan luas dari partainya sendiri atas dukungan kuatnya terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi

“Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, tidak ada tempat di Amerika untuk anti-Semitisme, atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi,” kata Biden.

Di sisi lain, laman media sosial kini ramai dengan komentar pedas netizen terkait demokrasi di AS. Laman media sosial Instagram (IG) CNN International misalnya dipenuhi komentar sindiran warganet soal “nilai AS sebagai negara demokrasi”.

“AS adalah negara yang sama dengan negara yang kerap dikritiknya Iran dan Rusia dalam memecah demo. Ironis,” kata akun thatjustzihan yang mendapat 2694 likes.

“Kau menyebut tanah demokrasi- sejak kapan kau malah menyerang para pendemo damai,” ujar akun israaizzy.

“Jadi, protes damai bukanlah sesuatu lagi di negara ini?,” ujar akun imissboogy. (*)

0 Komentar