Runtuhnya Negara yang Paling Demokrasi Saat Demo Mahasiswa Pro-Palestina Ditangkapi di AS

Polisi menangkap ratusan orang dan membongkar tenda mahasiswa demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia
Polisi menangkap ratusan orang dan membongkar tenda mahasiswa demonstran pro-Palestina di Universitas ColumbiaFoto: Marco Postigo Storel/AP Photo/picture allianc
0 Komentar

DEMO besar-besaran masih terjadi di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Rabu malam polisi bahkan menangkap paksa mahasiswa kampus elit Universitas Columbia (Columbia University) di New York.

Para staf pengajar mengatakan “ngeri” dengan penangkapan para mahasiswa. Sebelumnya para pelajar itu menduduki gedung akademik Hamilton Hall, guna menuntut divestasi Israel di kampus dan penghentian serangan di Gaza, Palestina.

Diceritakan bagaimana tepat setelah pukul 21.30 pada Selasa malam waktu setempat, bus NYPD terparkir di luar aula, dipenuhi mahasiswa yang ditangkap, yang diangkut keluar dari kampus. Petugas polisi kala itu membawa perlengkapan antihuru-hara lengkap, berdiri dalam formasi.

Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi

“Mengerikan melihat Columbia mengundang polisi ke kampus kami untuk kedua kalinya bulan ini untuk menangkap mahasiswa kami,” kata seorang dosen di fakultas hukum Columbia, menurut The Guardian,dikutip Jumat (3/5/2024).

“Pemerintah mengatakan bahwa protes tersebut merupakan gangguan dan menimbulkan risiko keselamatan,” tambahnya.

“Namun pemerintah sendirilah yang telah mengganggu kehidupan kampus dengan mengunci kami di luar kampus, merelokasi atau menunda ujian siswa, mendatangkan polisi untuk menangkap siswa, dan mengundang polisi untuk tetap berada di kampus. di kampus selama dua minggu ke depan hingga lulus,” tambahnya.

Kemarahan kepada pemerintah juga muncul di luar Hamilton Hall Rabu. Kerumunan mahasiswa yang bertahan dengan demonstrasi meneriakkan kemarahannya.

“Kita berada di sisi yang benar dalam sejarah,” kata seorang sejarawan Palestina-Amerika dan profesor studi Arab modern di Columbia, Rashid Khalidi.

“Malu pada para pemimpin kita, malu pada administrator kita, karena mengizinkan polisi masuk ke kampus kita,” ujarnya.

“AS adalah bagian dari perang ini (di Gaza), pajak kami, bom kami, F-15 dan helikopter Apache kami digunakan untuk membunuh warga Palestina.”

Baca Juga:Anggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian KepalaAnalisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan Contraflow

Seorang profesor bahasa Inggris di Columbia, Jennifer Wenzel, juga menyebut bagaimana hatinya hancur saat melihat tank polisi datang dan menangkapi mahasiswa.

“Saya melihat tank polisi muncul di jalan, ada sesuatu di hati saya yang hancur,” ujarnya.

“Saya berdiri dan menangis,” katanya.

“Para pengurus telah melanggar perjanjian mereka dengan universitas dan saya tidak tahu perjanjian itu akan terulang kembali … Kita sudah mempunyai peraturan, institusi, dan prosedur …. mereka memilih untuk membuang semua itu.”

0 Komentar