Resesi Jepang Untungkan Indonesia

Resesi Jepang Untungkan Indonesia
Ilustrasi
0 Komentar

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa jatuhnya perekonomian Jepang dan Inggris ke dalam jurang resesi, tidak akan memengaruhi pasar modal dalam negeri, yang diungkapkan langsung oleh Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, usai Konferensi Pers di Jakarta, 19 Februari 2024. Dan dituturkan bahwa resesi Jepang dan Inggris justru menjadi peluang bagi pasar modal Indonesia dalam menyusun strategi agar investor asing lebih memilih Indonesia sebagai negara untuk berinvestasi dibanding negara lain.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi bicara fakta soal resesi ekonomi di negaranya. Bahwa salah satu faktor resesi ekonomi adalah pendapatan rata-rata warganya yang mengalami stagnasi, sementara biaya hidup terus meningkat tajam. Ia juga menyatakan bahwa Jepang amat membutuhkan para pekerja dari Indonesia yang
berkualitas demi menopang ekonomi sehingga bangkit dari resesi. Masaki kemudian juga menyatakan bahwa Jepang saat ini terus mendorong kerja sama ekonomi di berbagai sektor dengan sejumlah negara sahabat termasuk Indonesia.

Khusus dengan Indonesia, disampaikan untuk menekankan pengembangan kerja sama sejumlah bidang seperti proyek infrastruktur, transisi energi, serta energi berkelanjutan dan bahwa Jepang membutuhkan Indonesia terkait sumber daya manusia untuk menopang ekonomi negaranya yang mengalami resesi beberapa tahun belakangan.

Baca Juga:Berikut Isi Dakwaan Syahrul Yasin Limpo Soal Dugaan Korupsi di Kementerian PertanianGathan Saleh Hilabi Mengaku Senpi Dibuang di Sungai Ciliwung

Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri dan pimpinan lembaga untuk mengantisipasi efek resesi ekonomi Jepang dan Inggris. Hal tersebut ia sampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2) ini. Presiden mengatakan kerangka ekonomi makro 2025 mendatang harus mengikuti situasi dan ketidakpastian ekonomi global.

Kita tahu beberapa negara sudah masuk ke resesi seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk resesi itu sehingga antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas harus tetap kita jaga, ucap Presiden Joko Widodo.

Presiden lantas meminta para pembantunya itu untuk melakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah. Menurut Presiden Joko Widodo, fokus itu bisa dilakukan dengan menyiapkan rencana jika ada gejolak dan krisis. Untuk fiskal 2025 transformasi ekonomi harus yang telah kita jalani selama 10 tahun terakhir. Sehingga kebijakan fiskal harus dukung transformasi ekonomi, imbuh Presiden Joko Widodo.

0 Komentar