Reportase Memakzulkan Presiden di Skandal Watergate

Reportase Memakzulkan Presiden di Skandal Watergate
Wartawan Washington Post, Carl Bernstein (kiri) dan Robert Woodward di Washington, D.C., 7 Mei 1973. (Foto: dok).
0 Komentar

Beberapa hari setelahnya, Bradlee kembali membuka ruang sidang kecil untuk dua reporternya. Dia tak percaya dua reporternya mendapati Harry Robbins Haldeman, Kepala Staf Gedung Putih-nya Nixon, sebagai salah satu orang yang mengendalikan dana kampanye untuk spionase dan sabotase politik. Bradlee tegas tak akan menerbitkan temuan itu karena sumber tak relevan.

Woodward dan Bernstein hanya punya waktu 20 menit untuk meyakinkan Bradlee agar temuan itu dimuat dalam koran besok. Bernstein kemudian menghubungi seorang pengacara di Departemen Kehakiman untuk menjadi narasumber keempat terkait tudingan pada Haldeman.

Bernstein membuat kesepakatan, jika sampai hitungan sepuluh pengacara itu tak menutup telepon, berarti tudingannya pada Haldeman benar. “Anda sudah mengerti sekarang?” tutur pengacara itu usai hitungan kesepuluh.

Baca Juga:Ungkap Alasan Calonkan Anies Baswedan, Surya Paloh: Ada yang Mau Merusak Demokrasi di IndonesiaMantan KSAD Dudung Abdurachman: Jadi kalau Pak Dudung melu Pak Prabowo, melu kabeh

Itulah sumber emas yang membuat naskah berita menjadi solid. Bradlee meloloskan naskah itu untuk dimuat dengan ekspresi naturalnya yang datar.

Ronald Louis Ziegler, Sekretaris Pers Gedung Putih dan Asisten Presiden, membantah tudingan The Post soal Heldeman. Dia menjadi perwakilan pemerintah yang pertama memberikan intimidasi. Ziegler melumpuhkan kredibilitas The Post dengan menyatakan media itu bergerak dalam jenis jurnalisme yang berlandaskan desas-desus dari narasumber anonim.

“Saya menghormati pers yang bebas. Saya tidak menghormati jenis jurnalisme keji yang dipraktikkan oleh Washington Post,” kata Louis Ziegler. Dia juga mengumbar kedekatan Bradlee dengan Kennedy dan menyatakan seluruh isi The Post adalah anti-Nixon.

Usai pernyataan itu, perdebatan pun terjadi di ruang redaksi, yang berujung pada upaya mengungkap siapa Deep Throat. Tentu didasari kebimbangan apa benar The Post salah. Tapi Bradlee memutuskan untuk membela anak buahnya.

Bradlee mengetik pernyataan pers pada beberapa media yang mengejarnya. Dia bubuhkan di judul: “We stand by our story”.

Hingga suatu kali, Woodward memainkan “Konserto Piano”-nya Rachmaninoff di apartemennya untuk merusak upaya penyadapan. Di depan mesin ketik dia menuliskan: “Kehidupan semua orang dalam bahaya!” Bernstein membacanya. CIA telah melancarkan operasi besar. Saat itu juga jam 2 pagi, mereka berdua ke rumah Bradlee untuk memastikan bahwa selama ini apa yang mereka tulis benar.

0 Komentar