Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri Terkait Dugaan Pelecehan Seksual, Begini Kronologinya

Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri Terkait Dugaan Pelecehan Seksual, Begini Kronologinya
Ilustrasi
0 Komentar

REKTOR Universitas Pancasila berinisial ETH dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri terkait kasus dugaan pelecehan seksual.

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani mengatakan, ada dua korban dari pelecehan seksual rektor Universitas Pancasila, yaitu RZ yang saat itu menjabat sebagai kabag Humas dan Ventura Universitas Pancasila dan DF yang merupakan karyawan honorer. RZ melaporkan ke Polda Metro Jaya, sedangkan DF ke Bareskrim.

Amanda menjelaskan kronologi dugaan pelecehan seksual terhadap RZ. Menurut korban, saat itu ia mendapat laporan dari sekretaris rektor harus menghadap kepada rektor.

Baca Juga:Perangi Mafia Tanah, AHY: Kementerian ATR/BPN Berpihak pada Rakyat, Jangan Sampai Hak Mereka DiinjakAmerika Serikat-Inggris Lancarkan Serangan Udara di Sanaa

“Nah pukul 13.00 WIB dia menghadap ke rektor, dia ketuk-ketuk. Pas dia buka pintu rektornya sedang duduk di kursi kerjanya rektor. Di seberang kursi atau meja kerja rektor itu banyak kursi-kursi agak jauh posisinya,” kata Amanda saat dihubungi wartawan, Minggu 25 Februari.

Saat itu korban mencari tempat di kursi yang agak panjang dan mengambil posisi duduk yang agak jauh. Saat itu, rektor memberikan perintah-perintah mengenai masalah pekerjaan.

“Dia nulis-nulis, dia bawa buku. Tiba-tiba pelan-pelan si rektornya tahu-tahunya sudah duduk satu bangku sama dia (korban), posisinya mendekat,” ucapnya.

Selanjutnya tidak lama kemudian, saat korban tengah duduk sambil mencatat tiba-tiba korban pipinya dicium oleh rektor. Saat itu korban langsung kaget dan ketakutan.

“Nah langsung dia, ‘saya langsung berdiri mba, saya kaget dan saya sebenarnya pengennya, ingin saya ngamuk, ingin mukul, tetapi saya masih sadar dan saya langsung ketakutan’. Dia langsung buru-buru pengen keluar,” tutur Amanda.

Tidak hanya itu, ketika korban ingin cepat-cepat keluar dan ketika sebelum keluar sang rektor dengan bahasa baik dan lembut meminta pertolongan kepada korban untuk melihat mata rektor apakah merah atau tidak.

Kemudian korban mengatakan mata rektor tidak merah. Akan tetapi, rektor meminta untuk meneteskan obat mata sebelum keluar ruangan.

Baca Juga:3 Mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Tersambar Petir, Begini KronologinyaGugat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Warga Ampera Kota Cirebon: 117 Sertifikat Tanah Sah tapi Tak Berharga, Pemprov Jabar Diduga Maladministrasi

“Dia ngambil obat tetes tuh. Dia menuju tasnya, tasnya rektor diambil, ‘tetesin saya dulu, baru keluar’ intinya gitu lah. Nah terus posisi rektor itu duduk karena sudah kejadian tadi dicium dia tidak berani dekat-dekat,” imbuhnya.

0 Komentar