Ramadan di Gaza, Jalan Buntu Gencatan Senjata

Ramadan di Gaza, Jalan Buntu Gencatan Senjata
Kekhusyukan pelaksanaan Ramadan tetap terlihat, di Gaza, Palestina.
0 Komentar

WARGA Palestina menyambut Ramadan dalam suasana yang suram. Polisi Israel terus meningkatkan langkah-langkah keamanan, sementara penduduk di Gaza masih dihantui oleh ancaman kelaparan. Di sisi lain, upaya mencapai gencatan senjata menemui jalan buntu.

Israel mengerahkan ribuan aparat untuk terjun ke sekitar jalan-jalan sempit Kota Tua di Yerusalem. Di tempat itu, puluhan ribu jamaah setiap harinya diperkirakan akan berada di kompleks Masjid Al Aqsa, salah satu situs paling suci dalam Islam.

Wilayah itu dianggap sangat sakral oleh umat Yahudi yang menyebutnya sebagai Temple Mount atau Bukit Bait Suci. Area tersebut telah lama menjadi sumber ketegangan, seperti perang yang meletus antara Hamas dan Israel pada 2021.

Baca Juga:Geng-geng Kriminal Menguasai HaitiMengenal Sosok Asif Ali Zardari Suami Benazir Bhutto Presiden Pakistan ke-14, Berhaluan Kiri-Tengah

Konflik yang berlangsung selama 10 hari itu memang tidak dapat dibandingkan dengan perang saat ini yang telah mencapai enam bulan. Perang yang saat ini berlangsung dimulai pada 7 Oktober ketika ribuan prajurit Hamas menyerbu masuk ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut perhitungan Israel.

Serangan Israel yang tiada henti di Gaza membuat dunia khawatir atas munculnya risiko kelaparan. Dan bencana tersebut secara otomatis akan melambungkan jumlah korban jiwa yang kini bahkan melampaui angka 31.000 orang.

Dalam pesan Ramadan kepada umat Islam di dalam dan luar negeri, Presiden AS Joe Biden berjanji pada Minggu (10/3) untuk terus mendorong bantuan kemanusiaan ke Gaza, gencatan senjata dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut.

“Saat umat Islam berkumpul di seluruh dunia dalam beberapa hari dan minggu mendatang untuk berbuka puasa, penderitaan rakyat Palestina akan menjadi perhatian utama banyak orang. Ini adalah hal yang selalu saya pikirkan,” kata Biden dalam pernyataannya.

“Kepada mereka yang berduka selama masa perang ini, saya mendengarkan Anda, saya melihat Anda, dan saya berdoa agar Anda menemukan penghiburan,” ujarnya.

Sempat terjadi kesimpangsiuran terkait kebijakan Israel saat Ramadan di Al-Aqsa pada bulan lalu. Menteri Keamanan sayap kanan Itamar Ben Gvir menyatakan keinginannya untuk memberlakukan pembatasan terhadap jamaah di masjid itu, sedangkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa jumlah jamaah yang diizinkan akan tetap sama seperti tahun sebelumnya.

0 Komentar