RADAR China di tengah Laut China Selatan mendeteksi gelembung plasma di atas piramida Giza di Mesir. Laporan ini adalah kali pertama gelembung plasma bisa terdeteksi dari permukaan Bumi.
Gelembung plasma yang terdeteksi oleh radar China disebut sebagai gelembung plasma khatulistiwa (EPB). EPB adalah kantong gas dengan suhu sangat panas yang terbentuk di ketinggian rendah setelah matahari terbenam.
Fenomena ini terbentuk setiap tahun di wilayah tertentu, termasuk rutin terjadi di atas piramida Giza. Namun selama ini, gelembung plasma bisa diamati dari jauh jika titik pengamatan ada di luar angkasa.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Pengamatan dari permukaan Bumi harus dilakukan dekat dengan lokasi fenomena. Jika terlalu jauh, radar kesulitan mendeteksi karena terhalang oleh lengkung planet Bumi.
Oleh karena itu, keberhasilan peneliti dari Chinese Academy of Science mengamati fenomena EPB di Mesir merupakan sebuah terobosan. Jarak titik pengamatan di China, yaitu di Pulau Hainan, berjarak 8.000 kilometer dari Mesir.
Peneliti China mengamati EPB di Mesir menggunakan perangkat radar ionosfer jarak jauh ketinggian rendah atau LARID. LARID adalah sistem radar yang dibuat khusus untuk mengamati keanehan yang tercipta akibat gelembung plasma.
Cara kerja LARID adalah mengirim sinyal radio ke gelembung plasma dan mendeteksi perubahan variasinya akibat perubahan di fenomena tersebut. Sistem ini sebelumnya digunakan untuk memperpanjang jarak transmisi radio, yaitu dengan memantulkannya ke gelombang plasma ke titik lain di permukaan Bumi.
Kemampuan deteksi LARID buatan China mencapai 9.600 kilometer.
Peneliti menyatakan kemampuan LARID adalah dobrakan dalam pemantauan EPB. “Hasil ini memberikan perspektif tentang cara membangun jaringan radar ketinggian rendah lintas cakrawala yang pada masa depan memungkinkan kapabilitas untuk memantau EPB di seluruh dunia dalam real-time,” kata peneliti yang dikutip oleh IFL Science.
Tujuan pemantauan gelombang plasma adalah mengantisipasi gangguan komunikasi, terutama terhadap satelit yang kini digunakan untuk berbagai fungsi mulai dari navigasi hingga keuangan. Jika peneliti bisa memprediksi perubahan di EPB, dampak gangguan terhadap sinyal dari dan ke satelit bisa dibatasi. (*)