Racikan Rempah Dicari, Indonesia Potensi Besar Bangkitkan Jalur Rempah

Usaha racikan rempah Lie ce kuang di jalan Winaon 28 Kota Cirebon
Usaha racikan rempah Lie ce kuang di jalan Winaon 28 Kota Cirebon
0 Komentar

Dalam sebuah kesempatan Lie ce kuang kepada delik berharap agar Jalur Rempah Nusantara bisa dibangkitkan. Menurutnya, Indonesia memiliki khazanah obat tradisional yang mendunia. Ada banyak sekali rempah-rempah yang dapat diramu menjadi obat.  “Bahkan, sekarang ini, masyarakat dunia cenderung mencari obat herbal, yang tidak punya efek negatif dari bahan kimia. Indonesia adalah surga dari tanaman herbal, jadi obat tradisional,” jelas generasi ke-3 usaha rintisan racikan rempah Liem Kioe San dan Lie Siok Hwa di jalan Winaon 28 Kota Cirebon, Jumat (18/7).

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk membangkitkan Jalur Rempah. “Sudah saatnya rempah dan obat tradisional mendunia kembali. Kita perlu menengok kembali identitas dan kekayaan budaya serta khazanah Nusantara. Selama ini, rempah-rempah kita dipelajari peneliti-peneliti dari Prancis, Jerman, Amerika dan negara-negara lain. Mereka mempelajari keunggulan rempah. Maka, kita harus jaga itu, kita bangkitkan kembali jalur rempah Nusantara,” urainya.   

Ia menekankan Jalur Rempah membuat Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian dunia. Selama berabad-abad, kawasan Indonesia yang menjadi penyedia komoditas berharga dunia yaitu rempah.

Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol

“Indonesia memiliki posisi strategis karena menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah sampai Eropa. Asia Tenggara mempunyai sumber komoditas yang paling dicari dan paling berharga, yaitu rempah-rempah,” ujar

Dikutip dari Sulistiyono, Singgih Tri. 1996. Dari Lemahwungkuk hingga Cheribon: Pasang Surut  Perkembangan Kota Cirebon sampai Awal Abad XX dalam Cirebon sebagai Bandar Jalur Sutra Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah. (Susanto Zuhdi (Ed.). Jakarta: Departemen  Pendidikan Dan Kebudayaan RI menyebut Tomé Pires, penjelajah  Portugis, menuliskan bagaimana ramainya perdagangan di kawasan Asia pada paruh pertama abad  ke-16. Berawal dari Malaka, ia menuju Lampung, Banten, dan kota-kota pelabuhan lainnya, salah satunya Cirebon. Pires menyebut Cirebon merupakan pelabuhan yang bagus dan ramai dengan banyak kapal berlabuh, di antaranya tiga atau empat jung dan beberapa lancana. Pada masanya, kapal jung dan lancana merupakan jenis kapal besar.  

0 Komentar