Quick Count Taiwan

Quick Count Taiwan
Foto: Disway.id
0 Komentar

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00. Kami harus makan siang. Teman saya itu mengajak membeli sashimi dan o-ya-ho-to. Untuk dimakan di rumahnya.

Itulah resto Jepang yang membuat saya heran: Antrinya berjubel. Yang antri nonik-nonik dan sinyo-sinyo Korea. Dan Jepang.

Menunya juga tertulis dalam bahasa Korea. Dan Jepang. Petugas antrinya seorang brondong keren –bisa berbahasa Korea. Dan Jepang.

“Ini karena enak atau karena murah,” tanya saya.

“Enak, murah dan potongan sashiminya besar,” ujar teman saya itu.

Benar.

Enak sekali.

Dan potongan salmonnya tidak pelit.

Kami akan ke TPS lagi.

Baca Juga:Ini Fatwa Mahkamah Agung yang Jadi Dasar PDIP Ajukan PAW Riezky Aprilia kepada Harun MasikuHarun Masiku Buron, Ini Profilnya

Saya ingin melihat sistem penghitungan suaranya. Tapi baru mulai dihitung jam 16.00 nanti. Yakni setelah pemungutan suara ditutup jam 16.00.

Ke mana dulu?

Saya pun minta diantar ke daerah industri. Ada kantor pusat Honhai di situ. Itulah pemasok onderdil iPhone terbesar. Yang pabriknya di Shenzhen, Tiongkok. Yang karyawannya lebih 1 juta orang.

Jam 16.00 pun tiba.

Kami kembali ke TPS. Proses penghitungan dimulai.

Ada yang ambil surat suara dari dalam kotak.

Ada yang membuka dan meneriakkan nama siapa capres yang dipilih.

Ada yang menuliskan angka perolehan. Sambil meneruskan apa yang diteriakkan petugas sebelumnya. Agar tidak keliru.

Cara menuliskan suara tidak sama dengan di Indonesia. Bukan dicoret-coret miring. Bukan empat garis miring disilang satu garis –untuk menunjukkan perolehan lima suara.

Di Taiwan lima suara itu diwujudkan dalam garis-garis seperti menulis huruf Mandarin. Lihat foto di bawah ini.

Di sebelah penghitungan suara pilpres itu dilakukan penghitungan suara pileg. Maka suara pun bersahut-sahutan. Tiap satu ruang kelas ada dua tim penghitungan suara.

Petugas TPS ini dibayar pemerintah. Tiap orang sekitar Rp 1,5 juta.

Partai ikut dipilih secara terpisah di kartu suara ketiga.

Ada 19 partai yang ikut pemilu. Masing-masing dengan daftar calon.

Setiap tiga atau lima persen perolehan suara partai bisa menempatkan seorang anggota DPR. Dengan demikian partai kecil masih punya kemungkinan memiliki wakil di parlemen. Biar pun tidak ada calegnya yang terpilih di dapil.

0 Komentar