Quick Count Taiwan

Quick Count Taiwan
Foto: Disway.id
0 Komentar

PAGI-PAGI kemarin saya sudah dijemput teman baik saya di Taipei, Taiwan. Untuk diajak ke TPS. Kemarin memang ada Pemilu di sana. Untuk memilih presiden dan anggota DPR Pusat.

Kami ke rumah ayahnya dulu. Yang sudah berumur 89 tahun. Ibunya berumur 86 tahun. Keduanya masih sangat sehat. Sang ayah dulu sering ke Surabaya. Rapat-rapat dengan saya.Tahun lalu saya merayakan Imlek di rumah keluarga ini –makan besar seluruh anggota keluarga.

Kedatangan saya kali ini dikira untuk merayakan Imlek lagi –tanggal 25 Januari nanti. “Saya senang Anda mau Imlek di sini lagi,” katanya.

Tidak.

Saya hanya akan melihat keluarga ini menggunakan hak pilih mereka.

Baca Juga:Ini Fatwa Mahkamah Agung yang Jadi Dasar PDIP Ajukan PAW Riezky Aprilia kepada Harun MasikuHarun Masiku Buron, Ini Profilnya

Saya sudah tahu sikap politik keluarga ini –tapi saya tidak peduli. Saya tidak ada kepentingan dengan politik Taiwan.

Orang tua itu sudah terlihat siap ke TPS. Dandanannya sudah rapi –pakai sepatu dan rompi. Udara di luar memang sejuk –19 derajat

Celsius.

Jalannya masih tegap. Demikian juga istrinya.

Ia baru saja tiba dari Bangladesh. Untuk kegiatan sosial membantu orang miskin di sana.

Di dinding rumahnya tergantung banyak gambar –salah satunya gambar Yesus.

Saya juga tahu mereka aktif di gereja.

Sang anak bergegas masuk kamar. Mengambil dua lembar surat panggilan –untuk ibu dan bapaknya. Untuk dibawa ke TPS.

Sang anak juga mengambil bungkusan kecil untuk diserahkan ke bapak ibunya.

“Apa itu?” tanya saya.

Ia pun membuka kantong kecil terbuat dari kain itu. Lalu menunjukkan isinya ke saya: stempel pribadi.

Di Taiwan hampir semua orang memiliki stempel pribadi. Meniru budaya Jepang. Itulah stempel pengganti cap jempol.

Baca Juga:Tsai Ing Wen Kantongi 57 Persen Suara, Petahana Anti China Kembali Berkuasa di TaiwanGesekan dengan China, Jokowi Ajak Jepang Garap Natuna

Mungkin budaya stempel ini aslinya dari Tiongkok. Biasa kita lihat di film-film kerajaan. Tapi di Tiongkok sendiri kini jarang dipakai.

Maka ayah-ibu ini berangkat ke TPS membawa tiga hal: surat panggilan, KTP dan stempel.

Kami jalan kaki bersama. TPS itu berada di bangunan sekolah dasar. Kira-kira 200 meter dari rumah.

SD Negeri ini halamannya luas. Bangunannya lima tingkat –membentuk segi empat. Di tengahnya ada halaman lagi.

0 Komentar