Yang ditunjuknya, Presiden Joko Widodo, pada 11 Juli 2023, hanya merespons dengan mengatakan, “Mengenai KFX nanti saya tanyakan ke Menteri Keuangan statusnya sampai di mana.”
Penjelasan PT Dirgantara Indonesia
PT Dirgantara Indonesia memberi klarifikasi perihal kerja sama Indonesia-Korea Selatan untuk KF-21 Boramae. Sekelompok insinyur PT DI memang silih berganti dikirim ke Korea Selatan sejak September 2016 lalu tapi mereka dilibatkan terbatas dalam sebagian desain dan analisis.
“Kerja sama antara RI dan ROKG (Republic of South Korea Government) di mana PT DI ditunjuk sebagai industrial participation oleh pemerintah melalui Kementerian Pertahanan,” tutur Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan, pada 26 Juli 2022.
Gambaran Keberadaan Insinyur KF-21 Boramae Asal Indonesia di Korea
Baca Juga:Kemenlu RI Benarkan Insinyur Indonesia Diduga Mencuri Teknologi Jet Tempur Supersonik Pertama Korea Selatan, KF-21 BoramaeProyek Indonesia Bikin Jet Tempur Tersandung Kasus KF-21 Boramae
Disebutkan kalau per Juli 2022 itu PT DI total telah mengirim sekitar 200 insinyur ke Korea Aerospace Industries (KAI) untuk transfer teknologi atau TOT. Pengiriman sempat terhenti selama pandemi Covid-19. “Pulang Maret 2020, dan baru berangkat lagi Agustus 2021,” kata Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan, saat itu.
Dia sambil menambahkan kalau saat yang sama sebanyak 39 insinyur sedang berada di KAI, “Terdiri dari 37 engineer PT DI dan 2 tes pilot TNI AU.”
KF-21 Boramae Sukses Terbang Perdana
Sepekan sebelum penjelasan dari PT DI tersebut, KF-21 Boramae sukses uji terbang perdana. Itu mendapat sambutan hangat termasuk dari Indonesia.
Pemerintah Korea Selatan melukiskan keberhasilan terbang perdana KF-21 Boramae sebagai kulminasi dari 22 tahun perjalanan membangun pesawat tempur asli Korea. Suksesnya uji terbang perdana membuat Korea Selatan menjadi negara ke-8 di dunia yang mengembangkan jet tempur supersonik sendiri. (*)