Proyek Indonesia Bikin Jet Tempur Tersandung Kasus KF-21 Boramae

Proyek Indonesia Bikin Jet Tempur Tersandung Kasus KF-21 Boramae
Purwarupa jet KF-21 ditunjukkan ke umum pada April 2021 di Sacheon, Korea Selatan. Indonesia terlibat dalam proyek yang dikembangkan Korsel itu (Yonhap/AP)
0 Komentar

Dengan kata lain, kontribusi Indonesia bernilai 6,6 miliar dollar AS. Dengan biaya itu, Indonesia berhak mendapat 48 KF-21. Indonesia juga dilibatkan dalam proses pengembangan. Sayangnya, Indonesia tidak kunjung melunasi iuran dalam proyek itu. Seoul harus bolak-balik mengirimkan pejabat ke Jakarta untuk membahas pembayaran kontribusi.

Padahal, Indonesia menaruh harapan besar dalam proyek tersebut. PT Dirgantara Indonesia berharap bisa memproduksi, antara lain, sayap, ekor, hingga pylon atau adaptor penghubung senjata pada pesawat tempur. PT DI juga mengupayakan agar bisa melakukan perawatan dan perbaikan pesawat tersebut.

Meskipun hanya memproduksi sejumlah bagian, PT DI berharap sebagian KF-21 bisa dirakit penuh di Indonesia. Dengan kata lain, proses perakitan, pengujian, hingga sertifikasi kelaikan bisa dilakukan di Indonesia. Hal itu akan memacu kemampuan Indonesia dalam produksi pesawat tempur.

Baca Juga:Seruan Padjadjaran ‘Selamatkan Negara Hukum yang Demokratis Beretika dan Bermartabat’Terungkap Alasan Jokowi Tunjuk Tito Karnavian Jadi Plt Menko Polhukam, Prabowo Subianto Banyak Tugas

Dari luar, Boromae paling mirip dengan F-22 Raptor. Boramae juga dilengkapi meriam luar di atas ruang masuk udara sebelah kiri, seperti F-35A.

Dari segi persenjataan, jet ini bisa mengangkut rudal udara-ke-udara, termasuk rudal Meteor buatan MBDA, yang empat tiruannya sudah ikut dipasang di bawah badan pesawat saat terbang perdana. Tidak tertutup kemungkinan jet ini akan dipersenjatai rudal jelajah luncur udara, juga rudal udara-ke-darat.

Jika ada teknologi luar pada Boramae, itu tak lain kursi lontar yang khusus dibuat perusahaan Martin-Baker, baik untuk varian kursi satu maupun kursi dua (The Aviationist). Persenjataan KF-21 memang tidak bisa (atau tak dirancang) untuk diangkut di dalam badan pesawat. Hal ini membuatnya tidak sesiluman F-35 dan itu juga membuatnya tetap dikategorikan sebagai jet generasi 4,5. (*)

0 Komentar