Proyek Indonesia Bikin Jet Tempur Tersandung Kasus KF-21 Boramae

Proyek Indonesia Bikin Jet Tempur Tersandung Kasus KF-21 Boramae
Purwarupa jet KF-21 ditunjukkan ke umum pada April 2021 di Sacheon, Korea Selatan. Indonesia terlibat dalam proyek yang dikembangkan Korsel itu (Yonhap/AP)
0 Komentar

KERJA sama pengembangan jet tempur KF-21 Indonesia-Korea Selatan diguncang tudingan pencurian teknologi. Salah seorang insinyur Indonesia dalam proyek itu diperiksa aparat Korea Selatan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Indonesia masih mengumpulkan informasi soal itu. Kedutaan Besar RI di Seoul telah berkomunikasi dengan Kemenlu Korsel dan sejumlah instansi terkait di negara tersebut. ”KBRI Seoul juga telah berkomunikasi langsung dengan insinyur Indonesia tersebut dan memastikan bahwa yang bersangkutan saat ini tidak ditahan,” ujarnya, Jumat (2/2).

Insinyur yang tidak diungkap identitasnya itu dinyatakan telah bekerja di proyek tersebut sejak 2016. Karena itu, ia sudah paham prosedur dan aturan kerja dalam proyek tersebut.

Baca Juga:Seruan Padjadjaran ‘Selamatkan Negara Hukum yang Demokratis Beretika dan Bermartabat’Terungkap Alasan Jokowi Tunjuk Tito Karnavian Jadi Plt Menko Polhukam, Prabowo Subianto Banyak Tugas

Iqbal mengatakan, KF-21 adalah proyek strategis bagi Indonesia ataupun Korea Selatan. ”Kedua negara akan mengelola berbagai masalah yang muncul dalam kerja sama ini sebaik mungkin,” ujarnya.

Meski tidak ditahan, insinyur itu dilarang meninggalkan Korsel sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Insinyur itu disebut memindahkan data dari komputer di lokasi proyek ke diska lepas. Penyelidikan difokuskan untuk mengetahui apakah ada data strategis yang dipindahkan oleh pelaku.

Dilaporkan kantor berita Yonhap, Badan Pengelola Pengadaan Pertahanan (DAPA) Korsel mengungkap dugaan pencurian itu. Pemeriksaan dilakukan bersama badan intelijen Korsel. ”Saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki dugaan pencurian teknologi yang dilakukan oleh warga negara Indonesia (WNI),” ujar salah satu pejabat DAPA.

Setidaknya ada 129 teknologi yang terkandung dalam ”tubuh” KF-21 Boramae. Ada empat teknologi kunci, di antaranya radar dan pengindra inframerah yang hanya dibagikan Amerika Serikat kepada Korsel.

KF-21 dibayangkan sebagai versi lebih murah dari jet tempur generasi kelima buatan Amerika Serikat (AS), F-35 Lightning II. Pada Juli 2022, pesawat itu sukses melewati uji terbang.

Dengan keberhasilan terbang perdana KF-21, Korea menjadi satu dari sedikit negara yang berkemampuan nasional dalam pembuatan jet tempur supersonik canggih. Sebelum ini, Korsel juga sudah membuat jet tempur latih T-50 Golden Eagle, bekerja sama dengan perusahaan AS, Lockheed Martin.

Kasus itu menambah sandungan dalam proyek tersebut. Sebelum ini, Korsel bolak-balik menanyakan kapan Indonesia membayar iuran pengembangan pesawat. Indonesia seharusnya menanggung 20 persen biaya pengembangan pesawat yang belakangan dinamai KF-21 Boromae tersebut.

0 Komentar