Pria Misterius Suruh Para Pelaku Penembakan Massal di Balai Kota Crocus Moskow, Berkomunikasi Pesan Suara Melalui Telegram

Pria Misterius Suruh Para Pelaku Penembakan Massal di Balai Kota Crocus Moskow, Berkomunikasi Pesan Suara Melalui Telegram
Dalerdzhon Mirzoyev, tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, dikawal sebelum sidang pengadilan di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Yulia Morozova/File Foto
0 Komentar

PARA tersangka utama dalam serangan teroris pekan lalu di Balai Kota Crocus di luar Moskow telah bersaksi bahwa perintah mereka datang dari seorang pria misterius yang menyuruh mereka melarikan diri ke Ukraina setelahnya.

Komite Investigasi Rusia mengumumkan hal itu pada Jumat (29/3/2024).

Dinas keamanan Rusia menahan empat tersangka pelaku di dekat perbatasan Ukraina Sabtu lalu. Serangan itu merenggut 144 nyawa dan menyebabkan lebih dari 200 orang dirawat di rumah sakit.

“Dalam kesaksian awal mereka dan selama interogasi berikutnya, para tersangka mengatakan serangan itu dipersiapkan melalui koordinasi dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya kepada mereka dengan nama samaran,” papar Komite Investigasi Rusia.

Baca Juga:Terduga Pelaku Penganiayaan Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diamankan PolisiViral di Medsos Anak dari Selebgram Aghnia Punjabi Dianiaya ART

“Dia berkomunikasi dengan mereka melalui pesan suara yang dikirim melalui Telegram,” ungkap Komite itu.

“Atas instruksi koordinator, setelah melakukan kejahatan, para teroris mengendarai mobil menuju perbatasan Rusia-Ukraina untuk kemudian melintasinya dan tiba di Kiev untuk menerima hadiah yang dijanjikan,” ujar lembaga penegak hukum Rusia.

Komite Investigasi mengatakan pihaknya terus “memverifikasi keterlibatan perwakilan layanan khusus Ukraina dalam mengorganisir dan mendanai serangan teroris.”

Pasukan khusus Rusia mencegat empat tersangka pelaku pada Sabtu lalu, dalam perjalanan menuju perbatasan Ukraina. Mereka diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan dan awalnya digambarkan para pejabat sebagai “Islam radikal.”

Kelompok teroris Negara Islam Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) bersikeras ISIS-K adalah satu-satunya pelakunya dan Ukraina sama sekali tidak terlibat.

Namun Moskow tetap skeptis. Presiden Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, dan kepala FSB serta Komite Investigasi semuanya mengklaim banyak petunjuk menunjukkan keterlibatan Kiev. Lavrov menggambarkan desakan Barat yang menyatakan Ukraina tidak bersalah sebagai hal yang mencurigakan.

Baca Juga:Polisi Kerajaan Malaysia Tangkap Warga Israel Bawa 6 Senpi, Diduga Punya Misi Membunuh2.000 Marinir dan Pelaut Amerika Serikat Tiba di Northern Territory Australia, Pelatihan Marine Rotational Force Selama 6 Bulan

Pada Kamis, Komite Investigasi mengungkapkan keempat tersangka telah menerima “sejumlah besar uang” dari Ukraina, dalam bentuk mata uang kripto.

“Dana tersebut kemudian digunakan untuk mempersiapkan serangan terhadap Balai Kota Crocus,” papar badan tersebut. (*)

 

0 Komentar