Presiden Jokowi, G-20 dan Invasi Rusia ke Ukraina

Presiden Jokowi, G-20 dan Invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (FOTO: AFP PHOTO / POOL / Alexander Zemlianichenko)
0 Komentar

MAYORITAS negara di dunia mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan beberapa sanksi dijatuhkan. Mengeluarkan Rusia dari keanggotaan Uni Eropa, menyetop impor minyak, spotify menutup kantornya di Rusia hingga berbagai macam sanksi ekonomi lain. Tidak ketinggalan di dunia olahraga. Presiden Rusia Vladimir Putin dicopot dari Presiden Kehormatan Judo Internasional. Roman Abramovich harus menjual klub sepakbola Chelsea.

Dunia terbelah. NATO, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam Rusia. Belarusia dan Czechia mendukung Rusia. Sementara China tidak menunjukkan posisi menentang. China, salah satu negara dengan penduduk dan ekonomi raksasa, bersikap abstain dan menolak menggunakan kata “invasi” yang digunakan NATO dan sekutunya untuk menggambarkan serangan Rusia ke Ukraina. China melalui Menteri Luar Negeri seperti terungkap di berbagai media mendorong Amerika Serikat, NATO dan Uni Eropa melakukan dialog yang setara.

Hingga kini perundingan belum ada titik temu. Presiden Rusia Vladimir Putin maupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky belum ada kata sepakat. Rusia masih mensiagakan senjata nuklir. NATO mengirim pasukan. Korban dari dua belah pihak terus berjatuhan.

Baca Juga:Warga Manokwari Gelar Aksi Pemalangan di Jalan, Diduga Buntut dari Ujaran Kebencian di Media SosialTenggelamnya Kerajaan Manukrawa, Ada Kisah Mistis di Kedalaman Sungai Cimanuk

Dampak langsung dari invasi tersebut harga minyak dunia melonjak. Di tanah air, harga gandum juga berpotensi naik. Maklum, Ukraina merupakan salah satu dari 5 negara pengekspor gandum terbesar di dunia. Bahkan 30 persen pasokan gandum Indonesia diimpor dari Ukraina.

Di tengah kondisi ekonomi global yang belum membaik gara-gara pandemi COVID-19, perang Rusia – Ukraina sepertinya bakal membuat ekonomi dunia sulit pulih dalam waktu cepat. Sejumlah ekonom di tanah air juga berpendapat dampak perang tersebut bakal mengganggu stabilitas ekonomi nasional. Presiden Jokowi sendiri sudah beberapa kali mengeluarkan pernyataan terkait invasi Rusia ke Ukraina. Di akun twitter resminya Presiden Jokowi meminta agar perang berhenti. Perang mensengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia, kata presiden Jokowi di akun twitternya.

Presiden Jokowi sebagai Ketua G20 harusnya bisa berperan besar mendamaikan konflik Rusia – Ukraina. Sebagai Ketua G20, di mana Rusia menjadi salah satu anggotanya, Presiden Jokowi minimal bisa menjadi fasilitator. Apalagi jejak hubungan Rusia (Uni Soviet) dengan Indonesia sudah terjalin puluhan tahun. Jakarta, ibukota negara Indonesia merupakan “sister city”Moscow, ibukota Rusia.

0 Komentar