Prasasti Kebon Kopi II Sebut Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Sunda

Prasasti Kebon Kopi II Sebut Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Sunda
Prasasti Kebonkopi II atau Prasasti Pasir Muara atau Prasasti Rakryan Juru Pangambat adalah prasasti tertua yang menyebutkan toponimi Sunda yang berangka tahun 854 Saka (932 M), yang ditemukan di Desa Kebon Kopi, Bogor,[2]:381 tidak jauh dari Prasasti Kebonkopi I dan dinamakan demikian untuk dibedakan dari prasasti pertama.
0 Komentar

JAUH sebelum Kerajaan Sunda ada di tanah Jawa Barat sudah terdapat Kerajaan Tarumanagara. Bahkan Kerajaan Tarumanagara inilah yang menjadi cikal bakal Kerajaan Sunda yang akhirnya membawa besar nama Prabu Siliwangi.

Prasasti Kebon Kopi II yang berangka tahun 1932 dan ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu kuno menyebutkan secara eksplisit bahwa berdirinya Kerajaan Sunda, tak lepas dari ikut campur Kerajaan Tarumanagara.

Prasasti Kebon Kopi II merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara, yang ditemukan di Desa Kebon Kopi, Kabupaten Bogor.

Baca Juga:Batu Bertuliskan Mandarin di Situs Makam Pangeran PasareanPenyanyi Widuri Tutup Usia, Bob Tutupoly Dikabarkan Alami Stroke 

Dikisahkan pada buku Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit, dari Sri Wintala Achmad, bahwa menantu Raja Tarumanagara Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi menjabat sebagai raja pada 666 – 669.

Saat itu konon Kerajaan Sunda telah ada dan hanya berstatus sebagai raja bawahan dari Tarumanagara.

Naskah Wangsakerta menguatkan Prasasti Kebon Kopi II yang menyebut Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669, menggantikan Tarumanagara.

Pada saat itu, Sunda membawahi beberapa wilayah yang sekarang dikenal Provinsi Banten, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, dan bagian barat provinsi Jawa Tengah.

Diperkirakan turunnya tahta Tarumanagara pada Tarusbawa, raja Sunda yang menikahi putri sulung Linggawarman yang bernama Dewi Manasih, menjadi penyebab Wretikandayun melepaskan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Tarumanagara.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tarumanagara pecah menjadi dua kerajaan yakni Sunda di bawah kekuasaan Tarusbawa, dan Galuh di bawah kekuasaan Wretikandayun.

Semasa Tarusbawa menjadi raja Sunda, putra mahkotanya yang bernama Rakryan Sundasambawa meninggal dunia. Karenanya sesudah Tarusbawa mangka pada tahun 723 Masehi, tahta kekuasaan Sunda diduduki Harisdarma atau Sanjaya.

Baca Juga:Presiden Jokowi Tunjuk Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Sebagai Menteri PAN-RB Ad InterimPPTAK: Ada Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Indikasi Kepentingan Pribadi Sampai Aktivitas Terlarang

Putra Bratasenawa atau cucu Wretikandayun atau putra Mandiminyak dari Galuh, dan Sannaha atau putri Kartikeyasingha dan Ratu Jay Shima dari Kalingga, yang menikah dengan Sekarkancana, putri Rakryan Sundasambawa atau cucu Tarusbawa.

Semasa pemerintahan Sanjaya, riwayat Kerajaan asunda berakhir. Oleh Sanjaya yang memerintah pada 723 – 732, menggabungkan Sunda dengan Galuh, yang berhasil direbut dari tangan pemberontak Purbasora, cucu Wretikandayun atau putra Batara Danghyang Guru Sempakwaja dari Galunggung.

0 Komentar