Prabu Brawijaya V, Raja Terakhir Kerajaan Majapahit Menyingkir di Gunung Lawu

Prabu Brawijaya V, Raja Terakhir Kerajaan Majapahit Menyingkir di Gunung Lawu
Gunung Lawu
0 Komentar

Ada pula yang menyebut alasan Brawijaya V menyepi ke Gunung Lawu adalah karena ia mempunyai firasat bahwa Majapahit di ambang keruntuhan dan sulit diselamatkan. Ditambah lagi, Brawijaya V risau karena sang putra, Raden Patah, memeluk Islam dan membangun kekuatan baru di Demak.

Jejak Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu dapat ditelisik dari banyaknya penganut Buddha di desa-desa yang terletak di lereng gunung tersebut.

Ong Hok Ham lewat buku Madiun dalam Kemelut Sejarah (2018) menuliskan, Raden Patah pernah mengutus adiknya yang bernama Raden Alkali untuk mengislamkan warga di lereng timur Gunung Lawu.

Baca Juga:Berikut Rincian Operasi CIA Identifikasi Ayman al-Zawahiri Berujung Terbunuhnya Pemimpin Al QaedaMendarat di Taiwan, Ini Pernyataan Nancy Pelosi

Ada tiga jalur utama pendakian untuk menuju puncak Gunung Lawu, yakni dimulai dari Cemorokandang di Tawangmangu (Jawa Tengah), Candi Cetho di Karanganyar (Jawa Tengah), atau Cemorosewu di Sarangan (Jawa Timur).

Selain ketiga jalur utama yang populer dan cukup dikenal itu, sebenarnya masih ada satu lagi jalur pendakian di Gunung Lawu. Jalur pendakian alternatif itu dilakukan dari tempat bernama Singolangu, termasuk dalam wilayah Magetan.

Pendakian Singolangu terletak tidak jauh dari Telaga Sarangan, sekitar 3 kilometer jaraknya. Oleh sebagian kalangan, jalur ini dipercaya sebagai jalur pendakian tertua untuk menuju ke puncak Lawu. Di sepanjang jalur Singolangu ini, dapat ditemui beberapa petilasan atau situs.

Di sisi lain, Gunung Lawu menyimpan misteri yang terkadang sukar diterima akal sehat. Selain sebagai lokasi pendakian bahkan tempat wisata, gunung ini juga seringkali menjadi tujuan bagi orang-orang yang punya kepentingan spiritual.

Setiap malam 1 Suro (1 Muharram), misalnya, banyak orang yang mendaki Gunung Lawu hingga ke puncak untuk melakukan ritual atau berziarah. Tiga puncak utama Gunung Lawu kerap dianggap sebagai salah satu tempat paling sakral di Jawa.

Rizki Ridyasmara dalam kisahnya bertajuk Sukuh: Misteri Portal Kuno di Gunung Lawu (2016), menuliskan bahwa bagi kalangan tertentu, kawasan Gunung Lawu adalah pusat dari segala rahasia Tanah Jawa dan Nusantara.

Berbagai cerita yang bernuansa mistis acapkali juga menyertai hal-hal yang terjadi di Gunung Lawu. Mitos, misteri, kisah gaib, dipercaya atau tidak, seolah menjadi sensasi tersendiri di Gunung Lawu, termasuk bagi para pendaki. (*)

0 Komentar