Ponsel Keluarga Brigadir J Diretas sebelum Terbunuh, Berikut Kata Pakar Digital Forensik dan KontraS

Ponsel Keluarga Brigadir J Diretas sebelum Terbunuh, Berikut Kata Pakar Digital Forensik dan KontraS
Tim kuasa hukum keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) diwakili oleh Komarudin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan tiba di Bareskrim, Senin (18/7) sekitar pukul 09.45 WIB. (Antara)
0 Komentar

Untuk melakukan kedua hal itu, jelas Ruby, terdapat sejumlah metode yang dapat dipakai, mulai dari yang cara sederhana seperti metode phising dan social engineering untuk meminta OTP (One Time Password) kepada korban, hingga dengan menggunakan perangkat khusus.

“Social engineering itu pengelabuan melalui telepon, chatting sehingga korban percaya dan memberikan OTP yang dikirimkan Whatsapp,” jelas Rubby.

Cara pengambilalihan akun Whatsapp lainnya, jelas Ruby, juga dapat dilakukan dengan melakukan akses ilegal kepada konten SMS korban. Untuk cara ini perlu dilakukan penyadapan ponsel, sehingga kode OTP yang masuk via SMS dapat diketahui pelaku.

Baca Juga:Kemenkumham Pastikan Tidak Memuat Pasal Kriminalisasi Insan PersPertemuan Jokowi-Xi Jinping Akhir Juli, Apa yang Dibahas?

Metode ketiga, sebut Ruby, menggunakan spyware atau perangkat pengintai. Spyware merupakan software yang diinstal secara diam-diam oleh hacker dan digunakan untuk memantau perilaku online korban.

Ruby menjelaskan, spyware sendiri terbagi dua jenis, pertama Spyware untuk umum yang biasa digunakan oleh keluarga untuk mengawasi aktivitas daring anak ataupun pasangan. Spyware lainnya merupakan versi yang biasa dipakai oleh penegak hukum.

“Spyware penegak hukum karena versi khusus dan mahal sekali, itu bisa dimasukkan dari jarak jauh dan bisa memonitor handphone target dari jarak jauh, sehingga bisa melakukan macam-macam,” jelas Ruby.

Kategori berikutnya, yakni pemblokiran akun. Ruby menjelaskan mulai dari cara paling sederhana yakni dengan melakukan percobaan log in atau masuk ke akun WhatsApp dengan nomor ponsel korban berulang kali. Di samping itu, spyware juga dapat digunakan untuk melakukan pemblokiran akun whatsapp yang ditarget.

 “Coba log in beberapa kali, di titik tertentu WhatsApp akan berpikir ada illegal access, lama-lama akun tersebut diblokir dulu untuk sementara,” jelasnya.

Ruby menerangkan, untuk mengembalikan riwayat aktivitas Whatsapp yang diretas sangat mungkin dapat dilakukan sekalipun ponsel tersebut hilang. 

“Dengan ilmu digital forensik, itu bisa melakukan recovery hal-hal yang lebih sulit lagi,” jelasnya.

Baca Juga:Fakta-Fakta Mantan Pasukan AL Jepang Penembak Shinzo AbePenyebab Kecelakaan Maut Tol Cipali Km 93 Diduga Sopir Truk Pengangkut Ayam Mengantuk

Hilangnya ponsel, jelas Ruby, tidak menjadi kendala besar untuk mengungkap riwayat percakapan akun Whatsapp. Pasalnya, kunci akses aplikasi Whatsapp berada pada nomor ponsel. Adapun nomor ponsel dapat kembali diakses dengan penerbitan kembali sim card tersebut melalui operator. “Tanpa handphone pun bisa, yang dibutuhkan hanya simcard,” paparnya.

0 Komentar