PM Pakistan Digulingkan Setelah Berkunjung ke Moskow: Selain Dekat Rusia, Imran Khan Sambut Pengambilalihan Taliban atas Afghanistan

PM Pakistan Digulingkan Setelah Berkunjung ke Moskow: Selain Dekat Rusia, Imran Khan Sambut Pengambilalihan Taliban atas Afghanistan
PM Pakistan Imran Khan
0 Komentar

PERDANA Menteri atau PM Pakistan Imran Khan digulingkan dari jabatannya pada Minggu, 10 April 2022. Sehari sebelumnya, Imran Khan kehilangan mosi percaya di parlemen, setelah ditinggalkan oleh mitra koalisi.

Dukungan untuk Imran Khan runtuh akibat krisis ekonomi mendera Pakistan. Ia juga dinilai gagal memenuhi janji saat kampanye. Hasil pemungutan suara yang berlangsung selama 13 jam, diumumkan pad Sabtu oleh ketua majelis rendah parlemen, Ayaz Sadiq.

Imran Khan , 69 tahun digulingkan setelah menjabat selama 3,5 tahun. Ia terpilih pada 2018 menjadi pemimpin negara bersenjata nuklir berpenduduk 220 juta jiwa. Parlemen akan bertemu pada Senin untuk memilih perdana menteri baru.

Baca Juga:Daftar Lengkap Titik Penjagaan dan Penyekatan di Perbatasan Wilayah Tangerang Raya-JakartaHasil Survei Point Indonesia: Prabowo Terpopuler

Menurut Sadiq, dari 342 orang suara di majelis, partai oposisi mampu mengamankan 174 suara untuk mendukung mosi tidak percaya. Angka ini menjadi suara mayoritas.

“Mosi terhadap Perdana Menteri Imran Khan telah disahkan,” katanya. Imran Khan, yang tidak hadir untuk pemungutan suara, tidak segera berkomentar.

Calon terkuat yang akan menggantikan Imran Khan sebagai perdana menteri Pakistan berikutnya adalah Shehbaz Sharif. Ia mengatakan penggulingan Khan merupakan kesempatan untuk awal yang baru.

“Fajar baru telah dimulai. Aliansi ini akan membangun kembali Pakistan,” kata Sharif, 70 tahun, di parlemen. Sharif adalah adik Perdana Menteri Pakistan sebelumnya Nawaz Sharif yang telah berkuasa selama tiga periode.

Pemilihan parlemen tidak akan berlangsung hingga Agustus 2023. Namun oposisi mengatakan ingin pemilihan lebih cepat.

Dia naik ke tampuk kekuasaan pada 2018 dengan dukungan militer, tetapi baru-baru ini kehilangan mayoritas suara di parlemen setelah sekutunya keluar dari pemerintahan koalisi Khan. Selain kehilangan mosi percaya, ia disebut juga telah kehilangan dukungan dari militer.

Imran Khan sebelumnya menuduh Amerika Serikat mendukung penggulingannya setelah ia berkunjung Moskow untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Pertemuan di Moskow dilakukan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Namun Washington menolak tuduhan itu.

Baca Juga:Lawan Levante, Barcelona Petik Kemenangan DramatisPep Guardiola Akui Manchester City Sia-siakan Waktu Kesempatan Saat Hadapi Liverpool

Selain dekat dengan Rusia, Imran Khan juga berlawanan dengan AS sepanjang masa jabatannya. Ia menyambut pengambilalihan Taliban atas Afghanistan tahun lalu. Khan juga mendesak masyarakat internasional untuk bekerja sama dengan Taliban. (*)

0 Komentar